Sumber gambar: kompas.com
Nampaknya pengaruh pilpres masih berlanjut. Walau tidak seramai dulu, tapi tetap ada yang belum move on.Â
Termasuk dalam kelompok itu adalah para emak - emak pendukung Prabowo. Kalau dulu mereka selalu meramaikan kampanye Prabowo dan demo demi membela idolanya, namun kini mereka unjuk rasa untuk menentangnya.
Mungkin itulah ironinya cinta, dari suka bisa saja menjadi benci.Â
Tema demo mereka kali ini adalah menentang maksud Prabowo untuk melakukan rekonsiliasi. Mereka melihat dan mendengar bahwa keinginan untuk rekonsiliasi semakin kuat dari partai Gerindra, seperti yang diungkapkan oleh juru bicaranya Andre Rosade. (Kompas com).
Apa sih alasan mereka enggan merestui pertemuan Prabowo dan Jokowi untuk rekonsiliasi?
"Karena kami tahu apa arti rekonsiliasi. Artinya kita menerima bergabung, lalu menghilangkan sejarah lama, yang tak bisa hilang dari dada kami. Bagaimana kecurangan yang begitu masif, begitu terstruktur, kasat mata, mereka bisa lihat tapi mereka abaikan," ujar Nurdiati salah seorang emak peserta demo.Â
Melihat alasan ini sebenarnya tidak mengejutkan, karena rangkaian kata itu telah diulang ratusan atau ribuan kali sebelumnya oleh para partai koalisi pendukung dan simpatisan Prabowo.
Ya, rangkaian kata itu bagai mantra yang menyebabkan ribuan orang bersedia berpanas-panasan ikut demo dan bahkan ada yang sampai berurusan dengan hukum dan dipenjara karena menyebarkan hoax, ujaran kebencian dan fitnah karena meyakini tuduhan itu.
Walau segala proses hukum yang tersedia sudah dilewati dan terbukti bahwa tuduhan itu tidak benar, namun keyakinan itu masih melekat erat di sebagian pengikut Prabowo.
Kalau kita lihat, tuduhan kecurangan Terstruktur Sistematis dan Masif itu memang diciptakan oleh kubu Prabowo untuk menentang segala bukti bahwa mereka memang kalah.Â
Meskipun kemudian publik juga bisa menilai bahwa pihak Prabowo tidak bisa membawa bukti dan saksi yang cukup meyakinkan pada saat sidang di MK.
Jadi, tuduhan kecurangan yang sebelumnya dijadikan senjata, saat ini seolah bagai bumerang yang memakan tuannya sendiri.
Betapa tidak. Dengan sikap emak - emak pendukung Prabowo ini jelas sekali keyakinan yang sudah ditanamkan oleh koalisi dan partai Gerindra tersebut, untuk saat ini menjadi penghambat mereka bermanuver dalam konteks politik yang ada.
Mau tak mau jika sikap ini terus dipelihara, pasti Prabowo dan Partai Gerindra akan terjebak dalam dilema, karena masih banyak pendukungnya yang tidak bisa menerima kekalahan Prabowo.Â
Dalam konteks politik, sikap untuk tidak mau berkompromi bisa menjadi jebakan untuk tidak bisa berkembang. Walau Gerindra tetap memilih untuk jadi oposisi, pertemuan rekonsiliasi tetap menjadi hal penting.Â
Pertama, pertemuan itu pasti berdampak positif karena sikap kenegarawanan Prabowo Subianto akan sangat dihargai, baik lawan maupun kawan politik  yang rasional.Â
Kita melihat bahwa, rekan koalisi Prabowo justru sudah lebih dulu  melangkah dengan indikasi akan bergabung dengan koalisi pemenang. Tentu sikap ini berdasarkan perhitungan politik agar kekalahan mereka bisa diubah menjadi kemenangan.
Hal lain, rekonsiliasi juga sungguh dibutuhkan bangsa ini agar persatuan dan kohesi bangsa bisa digunakan sebagai energi positif berjuang bersama untuk membangun bangsa ini.
Kembali pada tuntutan emak - emak. Bukan dengan maksud merendahkan atau menafikan pandangan politik mereka, namun sikap tersebut justru tidak relevan dalam konteks politik sekarang ini.Â
Jika Prabowo kemudian benar - benar mengikuti saran mereka, maka secara politik ke depan Prabowo akan punya keterbatasan ruang untuk bermanuver.Â
Juga tuduhan bahwa Prabowo sudah ditunggangi oleh kepentingan politik lain akan benar terbukti.
Jika Prabowo tetap tidak mau berekonsiliasi, mungkin dia tetap punya pengikut setia, namun tidak akan bisa menarik simpati masyarakat mayoritas. Hal itu telah terbukti dari hasil Pilpres dua kali yang telah dia ikuti.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H