Nampaknya arah dan kancah politik setelah KPU secara resmi menetapkan pasangan Jokowi - Amin mulai berubah. Hal itu terlihat dengan pembubaran koalisi pendukung Prabowo yang berarti juga  masing - masing partai bebas menentukan nasibnya sendiri.Â
Ada partai yang mulai aktif menyuarakan keinginan untuk bergabung dengan koalisi pemenang, namun ada yang tetap mau menjaga marwah dan sikap oposisi.
Perubahan juga nampak dengan sepak terjang dan signal politik yang ditunjukkan oleh Sandiaga Uno. Perubahan sikap itu terlihat agak drastis.Sebelum resmi pembubaran koalisi dan sesudah pembubaran serta penetapan presiden terpilih oleh KPU.Â
Sebelumnya nampak dia menjaga agar tetap bersikap seiasekata dengan Prabowo. Bahkan ketika ia "terpaksa" menjawab pertanyaan wartawan, mengapa dia belum mengucapkan selamat ke Jokowi - Amin, dia masih menampik dengan alasan "ucapan selamat adalah budaya barat". (m.brilio.net)
Namun, setelah dirinya tidak lagi terikat dengan koalisi pendukung dan berarti juga bebas dari ikatan sebagai capres Prabowo, secara pribadi dia mengucapkan "selamat bekerja" kepada Jokowi - Amin dan bahkan mengajak pendukungnya untuk bersama membangun bangsa. (Warta kota)
Nampaknya Sandiaga Uno sudah mulai menunjukkan sikap untuk pisah kongsi dengan Prabowo. Dia kelihatannya sudah punya rencana dan strategi sendiri untuk menyusun karir politiknya di masa depan.Â
Pastilah Sandi punya alasan sendiri dengan perubahan sikapnya ini.Â
Sebenarnya gelagat untuk mbalelo sudah nampak dari awal, ketika prediksi Quick count dari lembaga survei independen menyatakan kekalahan dirinya dan Prabowo.Â
Dengan tidak menampakkan muka sampai dua kali proklamasi kemenangan Prabowo, Sandiaga Uno coba dari awal untuk lebih cepat move on. Alasan sakitnya sedikit menutupi ketidaksetujuan dirinya dengan sikap Prabowo.
Namun, entah masukan dari siapa kemudian dia kembali merapat ke Prabowo. Karena mungkin dia diberikan masukan bahwa kalau terlalu cepat berbalik badan bisa juga menjadi bumerang bagi karir politiknya di masa depan.Â
Sebab bisa saja ada kesan bahwa dia kurang bisa loyal pada kawan seperjalanan. Namun dengan semua proses Pilpres sudah dilewati maka Sandi tidak ada lagi beban moral untuk memutar haluan.Â
Mungkin sikapnya sekarang ini adalah perwujudan arti ungkapan yang pernah dia ungkapkan sebelumnya ketika ditanya sikap dan tekadnya dalam menghadapi hasil pilpres, bahwa dia akan "fight till the end". Saat inilah "the end" tersebut.
Kedekatannya dengan PAN pun nampaknya adalah signal yang Sandi tunjukkan bahwa dia mau meninggalkan Gerindra yang pernah dia jadikan perahu politiknya.
Memang dia masih agak hati - hati untuk menunjukkan perubahan sikap itu. Hal itu terlihat dari tanggapan atas ajakan Jokowi pada saat pidato penetapan Jokowi sebagai Presiden oleh Jokowi.Â
Ketika ada yang mengatakan bahwa ajakan itu adalah juga undangan Jokowi bagi dirinya untuk masuk pada koalisi Jokowi sebagai salah seorang menteri dia berkata, "Saya belum melihat seperti itu, dan kami juga belajar jangan kegeeran lah. Jangan terlalu percaya diri. Mungkin itu cuma ungkapan yang general dan normatif," (jpnn.com)
Dari sikap dan perkataan ini Sandiaga Uno coba bersikap lebih matang dalam berpolitik.Â
Ya, memang selalu ada saat untuk move on dan Sandiaga Uno kelihatannya menemukan momentum tepat untuk pisah kongsi dengan Prabowo demi meraih mimpi politiknya di masa depan.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H