Presiden Joko Widodo bertemu dengan para aktivis '98. Di hadapan para aktivis, Jokowi menegaskan dirinya tidak segan untuk mengambil keputusan 'gila' jika itu untuk kepentingan negara.
"Saya dalam 5 tahun ke depan insyaallah sudah tidak memiliki beban apa-apa. Jadi, keputusan yang gila, keputusan yang miring-miring, yang itu penting untuk negara ini akan kita kerjakan. Jadi saya tidak memiliki beban apa-apa," katanya.
Pernyataan seperti ini adalah tekad yang kesekian kalinya yang telah diungkapkan Jokowi sejak KPU menyatakan bahwa dirinya memenangkan kontestasi Pilpres untuk periode kedua ini.
Janji ini menunjukkan beberapa arti dan indikasi.
Pertama, rupanya di periode pertama rupanya Jokowi masih merasa terbelenggu oleh beban politik dalam menjalankan program nya.Â
Tantangan politik Jokowi di periode pertama tentu bukanlah hal yang dibuat - buat.
Kita tahu sendiri, bagaimana dirinya yang bukan berasal dari trah tokoh politik nasional dan elit partai, namun dipercaya oleh mayoritas rakyat untuk memimpin bangsa ini. Tentu hal itu punya tantangan tersendiri.
Banyak orang yang sempat meragukan dirinya mampu menguasai panasnya dunia politik Indonesia di awal pemerintahannya.Â
Apalagi, koalisi partai pendukungnya pun pada masa itu tidak mayoritas sehingga dia harus berhadapan dengan lembaga legislatif yang dikuasai oleh koalisi oposisi.
Namun bakat alami juragan mebel ini dalam berpolitik nampaknya tidak bisa diremehkan. Lambat namun pasti, dia bisa menguasai parlemen dengan menarik beberapa partai dari koalisi partai oposisi untuk memihak dirinya.
Juga dalam internal Partainya PDIP, dia sempat ditentang secara frontal oleh beberapa tokoh partai.Â