Tut...tut...tut...Siapa hendak turut
Ke Bandung Surabaya
Bolehlah naik dengan percuma
Ayo kawanku lekas naik
Kretakau tak berhenti lamaÂ
Itulah syair lagu anak - anak yang pasti kerap kita dengar atau bahkan dendangkan. Syair ini sederhana namun menyimpan makna cukup mendalam.
Dari lagu ini kita ketahui bahwa kereta api adalah transportasi yang sudah cukup lama melayani negeri ini. Bahkan sejak Indonesia belum merdeka. Sampai saat inipun sebenarnya rel - rel kereta di Indonesia adalah warisan dari jaman kolonial itu.
Namun, walaupun sudah cukup lama, sebagai transportasi favorit baru terjadi beberapa tahun ini. Hal itu baru terjadi setelah seorang bernama Ignatius Jonan melakukan revolusi perbaikan dalam pengelolaan kereta api.
Sebelumnya kereta api akrab dengan imej kumuh, kotor dan tidak aman. Apalagi pada saat musim mudik lebaran. Laporan dan photo media mengenai para penumpang yang berjibaku menggunakan kereta senantiasa menghiasi kisah mudik jaman itu.
Belum lagi cerita mengenai para calo dan preman yang merajalela di setiap stasiun. Pada waktu itu seolah memang harus begitulah situasi transportasi kereta, dan seakan tidak mungkin lagi diperbaiki.
Soal waktu pun kereta api pada waktu itu terkenal sebagai transportasi yang tidak pernah tepat waktu.
Apa sebenarnya kunci dari perubahan drastis manajemen ala Jonan ini? Pertama bersih dan tidak ada conflict of interest. Kelihatan sekali sejak awal, Jonan tidak mau terbelenggu oleh conflict of interest dalam membenahi manajemen kereta api.Â
Dengan sikap ini, Jonan hanya fokus pada tugasnya untuk memperbaiki manajemen, tidak terganggu oleh hal - hal lain yang tidak berhubungan langsung ke arah perbaikan pengelolaan kereta.
Dengan sikap bersih ini juga nampaknya dia tidak punya rasa takut untuk memberantas "tradisi" premanisme dan percaloan yang sudah berakar cukup lama.
Kedua, consumen oriented dan melayani. Sikap ini sejak awal sudah dinampakkan Jonan. Beberapa kali dia kepergok tertidur dalam kereta pada saat mengawasi pelayanan kereta.Â
Ketiga modernisasi dan perbaikan yang terus menerus. Dengan semangat ini selalu ada ini inovasi yang dilakukan oleh KAI. Para calo tidak berkutik karena saat ini penjualan tiket dilakukan dengan aplikasi dan online. Juga pilihan tipe kereta dari kelas ekonomi sampai super mewah tersedia. Bahkan saat ini ada khusus kereta untuk wisata.
Melihat ini semua sebenarnya, semua moda transportasi massal bisa diubah menjadi lebih bagus. Kuncinya dalam memperbaiki itu harus ada sikap: bersih, melayani dan terus berinovasi.Â
Terima kasih Ignasius Jonan.***MG
@Di atas Kereta eksekutif  Taksaka Jogjakarta - Gambir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI