Maksudnya di sini, kubu oposisi yang benar, bukan sekedar mengkritisi pemerintah, tapi juga memberikan solusi perbaikan.Â
Hal yang kita alami selama ini, ada kecenderungan kubu oposisi lewat tokoh politikus nya hanyalah mengkritisi saja tapi tidak menyumbangkan perbaikan. Bahkan boleh dikatakan sikap mereka lebih bertingkah "nyinyir" daripada memberikan kritik membangun.
Sebaliknya ada juga partai yang sebenarnya adalah bagian dari koalisi pemerintah tapi justru bersikap sebagai partai oposisi dengan mengkritisi kebijakan yang dilakukan Pemerintah.
Sebenarnya sampai saat ini, kita masih belajar untuk sungguh memiliki keseimbangan ideal antara peran kubu Pemerintah dan kubu oposisi.Â
Situasi itu baru menjadi ideal jika kubu oposisi sungguh bisa memberikan keseimbangan dengan kritik membangun yang mereka sampaikan pada pihak eksekutif.
Jadi sebenarnya jika tidak ada perubahan sikap kubu oposisi dalam mengkritisi Pemerintah, maka walaupun ada kubu oposisi, hal itu tidak akan menyumbangkan hal yang signifikan untuk perkembangan pemerintahan kita.
Jadi untuk menjawab pertanyaan di atas, bisa kita katakan, idealnya memang kita harus punya kubu oposisi, namun yang diperlukan adalah oposisi yang benar tahu posisi dan perannya. Demokrasi yang sehat memang butuh kubu oposisi.
Jika tidak, maka ada atau tidak adanya kubu oposisi tidak akan membawa perubahan yang berarti.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H