Flamboyan
Kembang Merah di ujung kota
Menunggu sapa angin utara
Atau langkah kuda penarik kereta
Pembawa berita
dan simponi cinta
Flamboyan, kaulah yang dirindukan
sang pengembara
yang menapaki harinya tanpa huru-hara
hingga puncak almamater para ksatria
Jika bungamu jatuh berguguran
dalam semerbak wangi sinar pesona
kau ucapkan selamat datang
pada pengembara berpedati tua
yang tak henti berucap bahagia
karena perjalanan panjangnya tidak sia-sia
berakhir di batas kota
Semarang, 25 Januari 2004
Puisi karya : Susilo Bambang Yudhoyono
Ini adalah sepotong puisi yang pernah ditulis oleh SBY. Puisi ini terinspirasi oleh kembang flamboyan yang tumbuh menghiasi Akademi Militer Nasional Magelang.
Puisi ini memang sarat makna dan bisa diartikan dengan berbagai nuansa warna.
Terasa sekali kutipan syair ini kembali berbicara ketika Presiden Jokowi mengutipnya saat pemakaman ibu Ani Yudhoyono di Makam Pahlawan Kalibata.
"Flamboyan telah pergi, namun akan tetap hidup di hati kita semuanya, rakyat Indonesia yang mencintainya," kata Jokowi melepas kepergian mendiang istri SBY.
Sosok ibu Ani Yudhoyono memang cukup fenomenal.Â