Melihat percaturan politik saat ini ada banyak hal yang menarik untuk disimak dan ditelaah.
Ada dua tokoh yang menonjol dalam kontestasi Pilpres yakni Jokowi dan Prabowo Subianto. Mereka sebagai aktor utama yang terlihat dipanggang politik.Â
Namun sebenarnya banyak tokoh - tokoh lain yang berada di balik layar, yang mempunyai peran tidak kalah penting.
Khusus untuk kubu Prabowo, kebanyakan melihat bahwa Prabowo lah yang menjadi tokoh utamanya atau kalau dalam permainan catur dialah sebagai "raja" nya.
Hal itu terlihat dengan besarnya peran Prabowo dalam mengambil keputusan- keputusan politik untuk menentukan arah bagi koalisinya.
Namun apakah benar demikian adanya?
Kalau dilihat lebih mendalam, sebenarnya ada beberapa indikasi bahwa Prabowo bukanlah merupakan penentu arah dari kebijakan - kebijakan yang dia ambil.Â
Untuk mengambil keputusan pastilah diperlukan informasi - informasi. Berdasarkan informasi itulah maka seseorang menentukan kebijakan dan keputusannya.Â
Informasi yang tepat akan menentukan kebijakan yang tepat, sebaliknya informasi yang keliru akan menimbulkan sikap yang salah juga.
Demikianlah juga yang terjadi dengan Prabowo.Â
Dalam beberapa peristiwa nampaknya informasi yang sampai kepadanya tidak akurat.Â
Seperti misalnya dengan angka kemenangan yang dikatakan berasal dari "hasil survey internal".Â
Prabowo kelihatannya sangat percaya dengan informasi dan sumber informasi itu, sehingga sampai tiga kali dia memproklamirkan dirinya sebagai pemenang.Â
Saking percayanya Prabowo, perubahan angka yang dengan cepat terjadi dari angka 62 % ke 54% pun dia terima.Â
Bahkan sindiran dari internal koalisi bahwa sumber kemenangan itu dari "setan gundul" pun tidak menggoyahkan keyakinannya tersebut.
Pada saat perhitungan formal KPU secara real count dan hitungan berjenjang yang bertolak belakang dari angka kemenangan hasil survei internal, Prabowo masih tidak bergeming.
Sikapnya ini dikarenakan sumber informasinya mengatakan bahwa angka itu berbeda karena telah terjadi kecurangan yang Terstruktur Sistematis dan Masif.Â
Meskipun kemudian tuduhan kecurangan TSM itu dibawa dan diuji ke BAWASLU dan ternyata ditolak, Prabowo masih kokoh percaya bahwa dirinya tidaklah kalah.Â
Dia kemudian mendorong untuk kembali menguji hal itu ke MK dengan bukti yang sebagian besar telah ditolak oleh BAWASLU.Â
Dari peristiwa - peristiwa ini terlihat bahwa sebenarnya Prabowo bukanlah penentu dari kebijakan kubunya.Â
Memang, dirinyalah yang mengambil keputusan tapi berdasarkan sumber pasokan data dan informasi yang dia terima.Â
Merah hitamnya kebijakan yang dia ambil sangat bergantung dari pemberi informasi tersebut.
Jadi dalam hal ini Prabowo bukanlah "raja" tapi "pion" yang bergerak berdasarkan sutradara di balik layar yang memberikan informasi dan data tersebut.
Kenyataan ini terlihat lebih jelas, ketika terjadi kerusuhan yang menunggangi unjuk rasa para simpatisannya.
Sebenarnya dia telah mewanti-wanti bahwa unjuk rasa itu berjalan damai, namun perintahnya tersebut jelas tidak diikuti.Â
Dalam hal tertentu kerusuhan ini telah mengurangi atau bahkan menghilangkan wibawa Prabowo. Nampak jelas dia tidak bisa menguasai pendukung dan simpatisannya.
Juga dengan segala kasus makar yang melibatkan orang - orang terdekatnya, sangatlah nyata terlihat mereka bergerak di luar komando Prabowo.
Dan nampaknya para sutradara di balik panggung itu memanfaatkan Prabowo untuk meraih keuntungan dan kepentingan bagi kelompok mereka.
Jadi dalam hal ini Prabowo adalah pion bagi mereka dan bukannya raja.***MG
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI