Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pembunuhan Politik Menghantui Kita

28 Mei 2019   07:42 Diperbarui: 28 Mei 2019   07:45 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber gambar: detikNews.com

Dampak Pemilu dan Pilpres kali ini sungguh diluar nalar kita. Tidak hanya membuat kerusuhan, tapi juga perpecahan anak bangsa. 

Bahkan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya yakni rencana pembunuhan dengan motif politik juga terjadi.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Muhammad Iqbal menyampaikan hal tersebut setelah memeriksa 6 tersangka perusuh, yakni HK alias Iwan, AZ, IF, TJ, AD, dan AF alias Fifi. Semuanya memiliki peran berbeda.

Para tersangka itu rupanya sudah mempunyai order untuk melakukan pembunuhan terhadap 4 orang pejabat nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.

Keempat pejabat nasional yang menjadi sasaran tersebut masih dirahasiakan polisi demi kepentingan penyidikan, namun menurut polisi bukanlah presiden yang menjadi sasaran.

Dampak Pilpres yang menyebabkan rencana pembunuhan politik seperti ini adalah sesuatu yang hampir tidak pernah terjadi di negeri ini. 

Hal ini membuktikan bahwa ada semacam kerawanan yang disebabkan oleh kondisi politik yang sedang terjadi.

Memang menurut polisi, para pembunuh bayaran ini adalah mereka yang ikut menunggangi situasi politik yang sedang memanas.

Kita ketahui, kondisi yang tidak kondusif ini sudah terjadi berbulan - bulan lamanya, sejak kampanye Pemilu dan Pilpres ini dimulai. 

Hal ini dikarenakan para oknum politikus ada yang dengan cara tidak berintegritas sengaja menggunakan fitnah, kampanye hitam dan hoax untuk menjatuhkan lawan politiknya. Usaha untuk mencapai kemenangan dilakukan mereka dengan segala cara, tanpa mengindahkan dampak negatifnya.

Suasana ini terus berlanjut sampai saat ini. 

Suasana panas dan tidak menentu inilah yang kemudian ditunggangi oleh para penumpang gelap seperti para perusuh dan pembunuh bayaran ini.

Mereka menggunakan kondisi ini untuk menjalankan agenda mereka, menciptakan kerusuhan dan ketidakamanan yang berujung pada malapetaka pertikaian bagi bangsa ini. 

Seharusnya, begitu semua tahapan pemilu maka bangsa ini kembali bersatu untuk melangkah maju membangun bangsa. 

Peristiwa Pemilu sebenarnya adalah pesta demokrasi yang dilakukan dan dirayakan dengan gembira, bukan dengan angkara.

Kita berharap polisi bisa mengusut tuntas siapa para dalang kerusuhan dan rencana pembunuhan ini sehingga masyarakat bisa merasakan suasana aman.

Para politikus juga hendaknya benar- benar bisa bersikap sebagai seorang negarawan yang menjunjung tinggi etika politik dan integritas. Hanya dengan sikap inilah maka suasana panas politik ini bisa mereda.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun