Berbicara mengenai pertanian adalah berbincang mengenai kehidupan kita. Ketersediaan pangan menjadi hal yang primer dan senantiasa menjadi kebutuhan pokok bersama.
Sebagai negara agraris Indonesia sebenarnya mempunyai banyak sekali potensi, seperti lahan subur, iklim yang mendukung dan sumber daya alam yang melimpah.Â
Namun rupanya semua itu tidak langsung menjamin ketersediaan dan kemandirian pangan. Persoalan klasik yang selalu muncul adalah kita harus selalu mengimpor bahan pangan, walau sebenarnya kita bisa menghasiljan memproduksi komoditi pertanian tersebut.
Dari berbagai persoalan itu sebenarnya ada prakondisi yang sangat perlu disiapkan, supaya Indonesia bisa manjadi negara agraris yang maju dan sejahtera.Â
Prasyarat yang sangat diperlukan itu adalah masalah tata ruang dan lahan pertanian abadi atau lahan berkelanjutan.
Untuk masalah tata ruang, ini adalah persolan klasik yang menjadi tantangan utama. Tanpa adanya tata ruang yang tepat maka ada resiko lahan untuk pertanian menjadi tidak sesuai peruntukannya.
Sebenarnya Indonesia dikaruniai suatu tata ruang alamiah yang sangat bagus untuk pertanian. Masing - masing wilayah atau pulau, karena jenis tanah, iklim dan cuacanya secara spesifik menyediakan ekosistem yang cocok untuk jenis tanaman tertentu.
Misalnya saja, pulau Jawa: Â tanah yang subur karena berasal dari tanah vulkanis, hamparan luas serta irigasi yang memadai sangat cocok untuk jenis tanaman semusim dan palawija.Â
Pulau Sumatera yang sejak dulu sudah menjadi areal perkebunan besar seperti kelapa sawit dan teh memang sangat cocok untuk jenis tanaman industri tersebut.Â
Khusus untuk kelapa sawit, karena daur ulang penanamannya cukup lama, yakni sampai 30 tahun maka jenis tanah di Sumatra cocok untuk tanaman itu. Hal tersebut disebabkan karena kesuburan tanah di Sumatra juga disebabkan oleh tanah vulkanis.
Sementara Pulau Kalimantan sangat cocok untuk tanaman keras seperti karet dan coklat. Jenis tanah Kalimantan yang kesuburannya sangat tergantung humus sebenarnya tidak cocok untuk kelapa sawit. Jika ditanam kelapa sawit biasanya untuk daur ulang kedua penanamannya membutuhkan pupuk yang sangat banyak karena kelapa sawit tidak menghasilkan humus yang  cukup guna menjaga kesuburan tanah Kalimantan.
Untuk Indonesia Timur di mana memang cuaca nya lebih kering sehingga tersedia areal rumput dan Savana yang luas maka sangat cocok untuk peternakan sapi bagi memenuhi kebutuhan daging.
Masalahnya, saat ini tata ruang yang ada kurang mengakomodir pembagian tata ruang yang sesuai dengan jenis tanah, tanaman dan iklim seperti di atasÂ
Kita lihat saja, pulau Jawa yang sangat subur untuk tanaman padi, sekarang ini lahan yang tersedia justru semakin sempit karena infrastruktur, areak industri dan pemukiman. Padahal saat ini kita masih harus mengimpor beras sebagai makanan pokok.Â
Dari masalah ini nampak juga perlu diperhatikan dalam merencanakan tata ruang, perlu diperhatikan bahwa lahan pertanian harus dipertahankan.Â
Artinya lahan subur untuk pertanian jangan terlalu mudah diubah untuk peruntukan lain. Tekad untuk menyediakan lahan pertanian abadi atau lahan pertanian berkelanjutan harus sungguh diwujudkan.
Tentu dalam hal ini erat juga hubungannya dengan pembangunan di sektor lain. Jangan semua industri dibangun di Pulau Jawa karena hal itu akan menghabiskan lahan yang sebenarnya sangat penting untuk pertanian.Â
Untuk industri sebaiknya dilakukan sesuai dengan ketersediaan daya dukung Sumber Daya Alam yang ada.Â
Berdasarkan hal ini, maka sangatlah cocok industri besar dibangun di pulau Kalimantan, di mana di sana sumber energi seperti batu Ara dan minyak bumi sudah tersedia.
Bagaimana dengan tenaga kerja?Â
Di sinilah maka perlu pembangunan yang merata, tidak hanya berpusat di Pulau Jawa. Jika pembangunan di lakukan tersebar di seantero Nusantara, maka otomatis sebaran penduduk pun akan merata.
Jadi inilah prasyarat tata ruang dan ketersediaan lahan pertanian yang juga harus di sesuaikan dengan pembangunan sektor lain.Â
Hanya dengan inilah Indonesia bisa me jadi negara agraris yang makmur, di mana para petaninya  juga akan sejahtera.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H