Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bersama Mantan Jendral, Prabowo Siap Turun ke Jalan

17 Mei 2019   08:34 Diperbarui: 17 Mei 2019   11:48 2287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: akuratnews.com

Situasi politik kita semakin panas menjelang pengumuman resmi KPU pada 22 Mei mendatang.

Seperti yang dilansir oleh Akurat news, guna mengantisipasi pengumuman pada 22 Mei nanti, Sejumlah Jenderal purnawirawan dan tokoh nasional berkumpul bersama Capres Prabowo Untuk menjaga kedaulatan rakyat, terutama menjaga kemenangan Capres-Cawapres Prabowo-Sandiaga Uno.

Pertemuan Jenderal-jenderal (Pur) yang dihelat pada Senin (13/5/2019) kemarin itu dihadiri oleh Capres Prabowo Subianto, Harris Sudarno, Syamsir Siregar, Imam Sufaat, Muzani Syukur, Tedjo Edhi, Djoko Subroto, Romulo Simbolon, Burhanuddin Amin, Bakri Abdullah, dan Sofyan Yacob.

Selain Jenderal, sejumlah tokoh lain juga turut serta didalamnya, seperti ekonom Ichsanuddin Noorsy dan Wawat K. 

Disebutkan, dalam Pertemuan itu, dibahas berbagai hal strategis bangsa saat ini dan ke depan.

Selain hal di atas, dalam pertemuan itu Prabowo kembali menegaskan, "Rakyat sudah muak dan marah dengan ketidak adilan dan kedzaliman. Saya sudah mewasiatkan jiwa raga dan harta benda saya untuk rakyat, bangsa dan negara Indonesia," 

Oleh karena itu, Prabowo menyiapkan diri untuk turun ke jalan pada tanggal 22 Mei 2019 nanti, memimpin langsung aksi yang disebutnya sebagai aksi menjaga kedaulatan rakyat Indonesia dari kecurangan pemilu 2019.

Tentu kabar ini cukup meresahkan kita. Nampaknya kubu Prabowo sudah pada sikap tidak  mau kompromi atas permasalahan yang ada.

Mereka juga sebelumnya sudah menyatakan untuk tidak mau membawa bukti kecurangan ke MK sesuai aturan yang ada.

Jika rencana di atas memang benar-benar terlaksana, berarti kubu Prabowo lebih memilih cara di luar jalur peraturan dan undang  yang ada menyangkut penanganan kasus kecurangan pemilu. 

Jika sebelumnya mereka, lewat Amin Rais menyatakan akan melakukan People Power, sekarang ini mereka menggunakan gerakan mengumpulkan masa itu sebagai "kedaulatan rakyat", walau kalau dilihat dua istilah itu merupakan kegiatan yang sama, hanya ganti rupa.

Menghadapi situasi ini, perlu adanya usaha ekstra untuk kembali merajut kebersamaan di antara rakyat. Dan ini adalah tanggungjawab kedua belah pihak, baik pihak pemerintah, maupun kalangan oposisi.

Pada saat ini adalah hal yang mendesak untuk membuat ruang - ruang damai. Dalam hal ini peran tokoh masyarakat, agama dan politik harus mau bertemu dan bekerjasama dalam meredam emosi para pengikut setiap kubu yang masih panas.

Sebaiknya sebelum tanggal 22 Mei ada pertemuan antara Jokowi dan Prabowo sebagai wujud tekad negarawan menjaga keutuhan bangsa ini. 

Memang di waktu yang lalu Jokowi sudah mencoba mengutus Luhut untuk bertemu dengan Prabowo, namun nampaknya rencana itu menemui jalan buntu. Perlu usaha lebih dari kedua belah pihak untuk mewujudkan pesan damai demi bangsa ini. 

Tokoh - tokoh di kedua kubu politik pun hendaknya bersedia menahan diri. Jangan terlalu mudah melontarkan pernyataan- pernyataan panas yang bisa mengobarkan pertikaian horisontal.

Waktu sudah sangat mendesak. Mari kita tunjukkan sebagai bangsa bermartabat dapat mengedepankan musyawarah dan mufakat seperti salah satu pilar utama bangsa ini.***MG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun