Nampaknya Jokowi sangat serius untuk memindahkan Ibukota. Dalam hitungan hari, dia langsung beraksi nyata.Â
Setelah mengundang para menteri dalam rapat terbatas membahas kelanjutan rencana perpindahan Ibukota, yang sudah diawali satu setengah tahun sebelumnya, Â dia langsung mengundang ke empat gubernur dari daerah yang jadi rencana lokasi perpindahan.Â
Ke empat Gubernur itu dari Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat. Para kepala daerah ini diminta Jokowi untuk mempresentasikan wilayah yang telah mereka siapkan untuk calon Ibukota.
Seperti berkejaran dengan waktu, Jokowi langsung melakukan kunjungan ke empat wilayah yang telah dijagokan untuk Ibukota itu.Â
Tujuannya jelas supaya dia bisa melihat langsung wilayah tersebut dan untuk mendapat "feeling" sebelum memutuskan lokasi mana dari keempatnya yang akan dipilih.
Mengapa Jokowi begitu cepat bergerak untuk mewujudkan perpindahan ibu kota itu?
Sebenarnya kalau kita melihat karakter Jokowi, hal ini tidak terlalu mengherankan. Dengan motonya "kerja, kerja, kerja" Jokowi memang pribadi yang tidak suka menunda rencana yang sudah dia putuskan.Â
Sebagai Presiden dia sudah membuktikan, dalam waktu relatif singkat sudah membangun begitu banyak infrastruktur yang belum pernah dilakukan oleh presiden Indonesia sebelumnya.
Namun walaupun demikian, tetap gerak cepat yang sangat antusias dilakukan oleh Jokowi ini membuat kita penasaran.
Memang alasan klasik sudah diungkapkan, seperti: daya dukung Jakarta yang sudah melebihi kapasitas. Juga persoalan banjir dan kemacetan yang sangat sulit ditanggulangi. Serta alasan lebih luas demi pemerataan pembangunan di negeri ini.