Sumber gambar: Antara
Sempat tersiar kabar bahwa Ahmad Dhani akan dapat tiket untuk duduk di kursi DPR. Tentu ada yang senang dengan kabar ini, namun pasti juga ada yang cemas. Mereka yang senang adalah pendukungnya, dan yang cemas pasti yang tidak suka dengan ulah penyanyi ini.
Namun rupanya prediksi bahwa Ahmad Dhani bisa melenggang ke kursi DPR ternyata terancam tidak bisa terealisasi. Alasan utamanya, karena suara yang memilih Ahmad Dhani kurang banyak dari dua kader Gerindra di Dapil yang sama.
Ya itulah konsekuensi dari rumus perhitungan yang diterapkan dalam Pemilu kali ini. Walau jumlah suara yang terkumpul cukup besar, namun bila ada rekan separtai mempunyai suara lebih tinggi maka pemilik suara lebih besarlah yang mendapat prioritas.
Kenyataan yang dialami Ahmad Dhani ini merupakan gambaran betapa kejamnya persaingan untuk mendapatkan kursi legislatif.Â
Sebenarnya bukan hanya Ahmad Dhani yang mengalami hal ini. Ada banyak calon legislatif lain yang yang cukup senior dan menjadi "bintang" di DPR namun kali ini gagal untuk menduduki kembali kursi di Senayan.
Persaingan untuk menjadi wakil rakyat yang terhormat memang sangat ketat.
Persaingan yang begitu ketat lah yang menyebabkan ada kasus korupsi dan money politik yang telah menjerat beberapa orang politikus akhir- akhir ini.
Kalau kita melihat betapa para caleg itu berusaha memenangkan hati rakyat untuk memilih mereka, dan betapa sulitnya untuk menduduki kursi legislatif, seharusnya mereka yang terpilih adalah sungguh para wakil rakyat yang terbaik.
Namun kenyataannya tidak lah demikian. Dengan segala permainan kotor dan money politik justru ada kecurigaan yang terpilih adalah mereka yang pintar bermain.Â
Dengan kondisi ini, seringkali yang terjadi, mereka yang bermutu dan benar - benar mau mengabdi lah yang tersingkir karena mereka tidak sudi ikut dalam permainan politik kotor itu.
Kembali pada kasus Ahmad Dhani. Menurut penulis, mudah - mudahan dengan kekalahan ini Ahmad Dhani bisa kembali melihat bahwa bakatnya memang sebagai seniman dan penghibur Rakyat dan bukannya sebagai politikus wakil rakyat.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H