Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Lucunya Politik Kita

29 April 2019   08:54 Diperbarui: 29 April 2019   09:25 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Humor adalah bagian dari kehidupan manusia. Fungsinya selain untuk menghibur diri, juga berguna untuk menetralisir tragedi dan kesedihan yang tidak bisa kita hindari. 

Ya, seringkali kita menertawakan  hal - hal buruk yang telah dialami. Ini semacam mekanisme psikologis manusia supaya tidak menjada stress atas hal - hal yang tidak menyenangkan. Bahkan ada ungkapan yang mengatakan, "Orang yang sehat secara psikologis adalah mereka yang bisa menertawakan dirinya sendiri".

Dalam konteks politik kita nampaknya situasi itulah yang terjadi. Masyarakat sudah muak dengan segala masalah dan pertikaian yang terjadi selama kampanye hingga saat ini. Lelucon dan sindiran menjadi semacam katup pengaman yang membuka stress dan perasaan tertekan akibat situasi tidak mengenakkan dalam situasi politik itu. 

Tentu ada juga yang menjadi marah karena hal - hal lucu yang berhubungan dengan situasi politik tersebut. Hal itu tak dapat dihindari, karena mereka mungkin merasa tersindir dan menjadi bahan olok-olokan. Karena memang dalam kadar tertentu humor bisa menjadi hinaan. Hal itu sangat bergantung motivasi pembuatnya.

Namun, video, meme, kartun dan kata - kata lucu memang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang mempunyai selera humor tinggi. Dan mereka yang tidak mau menjadi stres dan gila karena tekanan dan stress yang sekarang sedang melanda.

Anda mau sehat atau stress? Itu adalah pilihan anda untuk tertawa atau marah mengenai hal - hal lucu atas situasi Pemilu kita. ***MG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun