Pilpres sudah berakhir. Jika prediksi Quick count menggambarkan hasil Pilpres, maka pemenang nya kembali Jokowi. Itu berarti Prabowo sudah kalah dua kali berturut - turut dalam kontestasi berhadapan dengan Jokowi.
Ini kisah politik yang diwarnai banyak drama.Â
Kita tahu pada awalnya Jokowi hanya seorang walikota di Solo. Dia memang sudah didengar reputasinya, namun tetap hanya seorang yang mengepalai sebuah kota. Sebenarnya ada banyak bupati - bupati dan gubernur lain yang punya reputasi lebih moncer dari Jokowi pada waktu itu.
Tapi itulah jalan garis tangan. Tak seorangpun yang tahu.
Pada saat yang sama, pada waktu itu Gerindra baru muncul sebagai Partai Politik yang ingin menunjukkan reputasinya agar dilirik masyarakat.
Nampaknya memang, sejak awal Prabowo ingin membangun partai Gerindra sebagai kendaraan politik nya untuk meraih kursi kepresidenan.Â
Setelah gagal berpasangan dengan Megawati sebagai calon wakil presiden, keinginan Prabowo bukannya surut. Mimpinya justru lebih melambung. Dia ingin menjadi Presiden.
Untuk mencapai impiannya itu, strategi dan langkah taktis pun mulai Prabowo susun.
Kita masih ingat, betapa sambil beriklan ria di televisi selama setahun Gerindra juga mulai bermanuver untuk merebut simpati masyarakat. Salah satu yang selalu Gerindra coba tunjukkan adalah mendukung calon pimpinan daerah yang bagus dan didukung masyarakat.Â
Nampaknya strategi ini cukup berhasil. Langkah dukungan dan gambaran tegas serta berwibawa yang selalu ditampilkan dalam iklan dan pilihan politik yang nasionalis serta menghargai kebhinekaan membuat partai Gerindra menjadi lebih besar.