Mengapa angka prosentase yang mereka hasilkan berbanding terbalik dengan hasil KPU dan Kawal Pemilu?
Untuk menjawab hal itu, kita bisa lihat sebaran pasokan data yang mereka terima seperti grafis di bawah ini:
Dari grafis penyebaran pasokan ini kita lihat bahwa baru Propinsi Jawa barat lah yang datanya paling banyak masuk.Â
Seperti kita ketahui, Jawa Barat adalah kantong suara untuk Prabowo. Dalam hasil prediksi quick count juga menunjukkan hal tersebut.
Jadi melihat fakta ini, tidak heran suara Prabowo masih mendominasi.
Dari pantauan penulis, perkembagan angka di Jurdil 2019 ini sangat lambat.Â
Walaupun mereka mengklaim mempunyai sekitar 6000 relawan yang memasokkan  data, namun nampaknya flow atau aliran data tidak lancar dari setiap daerah lain kecuali dari Jawa Barat.
Website Jurdil hanya menampilkan gambar grafis hasil Pilpres dan 8 propinsi yang mereka katakan sebagai propinsi terpadat. Tidak ada data rinci dari setiap propinsi seperti halnya data di KPU dan Kawal Pemilu. Ini menyulitkan pengunjung website mereka kalau mau mendapatkan hasil detil.
Inilah perbandingan hasil hitung real count dari tiga lembaga berbeda. Selain KPU sebagai lembaga resmi, kita patut memberikan penghargaan pada Kawal Pemilu dan Jurdil 2019 yang ikut mengawal proses perhitungan dengan data dari lawan mereka.
Tentu kita harapkan kedua lembaga ini benar - benar bekerja secara independen dan profesional sehingga niat mengawal hasil Pemilu ini secara transparan, jujur dan adil bisa terwujud.