Kalau melihat apa yang terjadi dengan Prabowo, mungkin hal itu belum menjadi gejala tetap, tapi sekurang - kurangnya hal itu terjadi dengan interval 5 tahunan.
Tahun 2014 juga dia melakukan sujud syukur yang sama untuk merayakan kemenangan, walau sebagian besar hasil Quick Count tidak menunjukkan hal itu. Dan saat ini di tahun 2019 dia melakukan hal yang serupa.
Mudah-mudahan saja diagnosis pakar psikologi politik itu keliru. Karena kalau tidak, situasi ini sungguh - sungguh berbahaya dan mengkhawatirkan kita. ***MG
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI