Betapa berat menjadi pendukung Prabowo. Setiap kali dia berbicara di depan umum hampir pasti ada pernyataan kontroversial yang harus diklarifikasi oleh tim pemenangannya.
Begitu juga pada kampanye Akbar kampanyenya di GBK. Â Pada saat berorasi ia menjanjikan program pensiun dalam usaha pemberantasan korupsi.Â
Saat itu dia bertanya pada para pendukungnya, "Ya bolehlah kita sisihkan untuk pensiun, boleh enggak? Untuk dia pensiun? Berapa? Kita tinggalnin berapa? 5 persen? 5 persen? 3 persen? Nggak boleh?" kata dia dalam kampanye akbar di Stadion Glora Bung Karno (GBK) Jakarta, Senin (7/4/2019).Â
Entah apa yang terlintas dalam pikiran Prabowo ketika ia menawarkan program pensiun pada para koruptor itu.
Sebelumnya dia justru secara berapi - api mengatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah stadium 4, sudah sangat parah, dan bertekad mengejar para koruptor itu sampai kutub Utara dan Padang pasir.
Janji - janji yang kontroversial dan saling bertolak belakang ini menunjukkan, Prabowo sebenarnya sudah kehabisan ide untuk menunjukkan bahwa dia punya program yang lebih bagus dari Capres Petahana.Â
Mungkin, sebenarnya dia ingin menawarkan program yang baru dan original, namun yang keluar justru kontroversial dan nyeleneh.
Seperti program pensiun dan menjamin kehidupan koruptor yang bertobat. Tentu tidak pernah hal itu dilaksanakan oleh siapapun di dunia nyata ini.Â
Ide itu benar- benar original, Namun apakah hal itu bisa membersihkan korupsi?
Tentu jawabannya TIDAK. Para koruptor justru harus dibersihkan dengan hukuman yang berat serta memiskinkan mereka dengan merampas semua hasil korupsi.
Menjanjikan pensiun dan memberikan jatah hasil korupsi adalah ide yang sangat aneh.Â
Tapi itulah hebatnya Prabowo. Dengan segala ide anehnya tetap banyak yang mendukungnya.Â
Mereka bahkan masih bermimpi bahwa ditangan Prabowo Indonesia akan mencapai keadilan dan kemakmuran. Meskipun kalau ditanya Bagaimana caranya? Dan apa buktinya? Mereka semua bingung dan diam seribu bahasa.Â
Mereka seolah kembali menunggu Prabowo berorasi dengan ide barunya yang kontroversial. Mereka kembali bersorak  dan kemudian coba membela dan  merasionalkan serta membuat program dan janji itu seolah masuk akal dan rasional***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H