Apakah SBY tidak mendapatkan informasi atau bukti sebelum dia memutuskan partainya bergabung dengan koalisi ini?
Untuk tokoh politik sekelas SBY yang partainya pernah berkuasa dan menjadi Rulling Party selama 10 tahun rasanya hal itu tidak mungkin.
Atau, memang SBY baru saat ini merasa tertipu dan menyadari bahwa Partainya mendukung koalisi yang sebenarnya merugikan posisi Partai Demokrat yang memang memilih warna sebagai partai Nasionalis yang inklusif?
Sudah pasti surat ini juga merupakan bagian dari strategi SBY. Tapi strategi apa?
Salah satu kemungkinan yang saat ini sedang santer terdengar, apalagi setelah putranya AHY secara pribadi bertemu  Wiranto, adalah: Demokrat akan balik kanan mendukung Capres Petahana. Inikah alasan di balik surat SBY tersebut?
Kita tunggu saja. Dunia Politik memang selalu tidak terduga. Seperti motto yang sudah sering kita dengar, di dunia Politik ini"Kawan atau lawan tidak abadi, yang abadi itu adalah kepentingan."
MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H