Sebentar lagi akan ada debat antara petahana dan penantangnya: Jokowi dan Prabowo.
KPU telah mempersiapkan tema debat keempat yakni ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.
Jika dilihat tema debat ini nampaknya posisinya 50 : 50. Jokowi bisa menunjukkan  bukti keberhasilan nya sedangkan Prabowo sebagai mantan militer pastilah secara teoritis dan teknis menguasai sebagian besar tema di atas.
Apakah ada kejutan?Â
Rasanya sih tidak akan ada hal baru jika melihat apa yang sudah terjadi di debat sebelumnya dan isu - isu yang diangkat keduanya di masa kampanye.
Prabowo pasti masih tetap menyerang dengan kritik - kritik dan kelemahan dari pemerintahan sekarang ini. Sedangkan Jokowi berusaha menunjukkan bukti dan inovasi untuk periode kedua nanti.
Dari aspek ideologi, dan Hubungan Internasional, kiranya Prabowo menyoroti isu kegemarannya yakni negara ini sudah tidak mandiri, tidak punya daya tawar dan sudah dijual ke asing.Â
Ini memang pesan dan serangan utama yang selama periode kampanye senantiasa diulang oleh Prabowo dan kubunya.
Tentu Jokowi juga sudah mempersiapkan kartu truf nya dengan memamerkan keberhasilan pemerintahannya menguasai sumber daya alam seperti akuisisi Freeport dan blok migas di antaranya Mahakam, Tuban, Ogan Komering, South East Sumatera (SES), dan North Sumatera Offshore (NSO). Ada juga blok East Kalimantan, Attaka, Tengah, dan Sanga-sanga.
Juga untuk isu hubungan Internasional, Indonesia telah berhasil mengorganisir beberapa even Internasional seperti Asian Games, Pertemuan World Bank dan Indonesia terpilih sebagai Anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Apakah kiranya ada serangan dari Jokowi? Kemungkinan dia akan menyinggung sikap politik dan ideologi dari partai dan kelompok pendukung Prabowo yang kerap di cap radikal dan anti NKRI.
Tentu Prabowo juga sudah menyiapkan kan pertanyaan dan jawaban pamungkas nya. Apalagi dia selalu mengidentifikasi diri sebagai calon pimpinan Macan Asia.
Mari kita tunggu saja Siapa yang akan lebih unggul untuk merangkai janji, bukti dan inovasi sehingga bisa menambah angka Elektabilitas. Terutama untuk menarik suara para kelompok yang masih ragu dan Undecided Voters.***MG
