Nampaknya Jokowi mau dikenang sebagai presiden yang bekerja, menjadi eksekutor. Empat setengah tahun sebenarnya bukan waktu yang lama, tapi deretan panjang pembangunan infrastruktur sudah ia selesaikan.Â
Memang yang dapat julukan Bapak Pembangunan adalah Soeharto. Namun kalau melihat apa yang dilakukan Soeharto selama 34 tahun berkuasa dibandingkan dengan 4,5 tahun Jokowi bekerja, rasanya Jokowi lah yang lebih tepat dijuluki Bapak Pembangunan. Dalam hal ini Soeharto lebih cocok mendapat sebutan Bapak REPELITA.
Bagi para pembaca yang seusia penulis, mungkin masih ingat apa saja yang menjadi sasaran utama dari Rencana Lima Tahun Soeharto itu. Karena memang waktu itu, hal tersebut harus dihafal luar kepala sebagai bahan ujian.
Bila sudah lupa, inilah sasaran dari REPELITA Orde Baru itu:
Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun adalah satuan perencanaan yang dibuat oleh pemerintah Orde Baru di Indonesia. Â
- Repelita I (1969--1974) bertujuan memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian.
- Repelita II (1974--1979) bertujuan meningkatkan pembangunan di pulau-pulau selain Jawa, Bali, Â Madura, di antaranya melalui Transmigrasi.
- Repelita III (1979--1984) menekankan bidang industri padat karya untuk meningkatkan ekspor.
- Repelita IV (1984--1989) bertujuan menciptakan lapangan kerja baru dan industri.
- Repelita V (1989--1994) menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan.
Kalau dilihat, REPELITA ini sungguh bagus dan sangat rasional. Jika rencana ini benar - benar dilaksanakan, saat ini Indonesia seharusnya sudah maju sejahtera.
Namun, sayangnya semua rencana ini tidak terlaksana seperti seharusnya. Seperti yang kita ketahui bersama, Korupsi - Kolusi - Nepotisme meluluhlantakkan semua rencana bagus itu.Â
Karena tiga hal itu, bukannya kemakmuran dan kesejahteraan yang kita dapatkan, tapi justru krisis ekonomi dan kerusuhan 1998. Tahun, yang menurut REPELITA adalah saatnya Indonesia Tinggal Landas.Â
Ini adalah bukti yang tidak terbantahkan bahwa rencana yang bagus jika tidak ada eksekutor yang konsisten, bersih dan berani, maka rencana itu tidak akan menjadi apa - apa.Â
Jika hanya rencana bagus, tapi tidak ada eksekutor yang bersih dan bijak maka tujuan Tinggal Landas akan berubah menjadi Tinggal Kandas.
Kalau dilihat dari fokus REPELITA di atas, sebenarnya Jokowi sedang melakukan semua itu. Tentu dengan penyesuaian dan waktu yang tersedia.Â