Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Anis Bela Vandalisme MRT

26 Maret 2019   16:03 Diperbarui: 26 Maret 2019   17:57 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anis memang selalu ingin tampil manis. Saat hampir semua orang marah karena fasilitas MRT yang baru diresmikan dipakai sebagai arena untuk bergelantungan, ajang melatih ketahanan kursi dengan menginjaknya, sampah yang dibuang sembarangan, tempat lesehan dan piknik serta bahkan tempat buang air sembarangan, dengan perasaan miris justru membela para pelaku vandalisme dan perusak sarana publik itu.

Tentu hal ini langsung mendapat banyak  kritikan dari para netizen.

Sebagai gubernur DKI yang tugas utamanya adalah supaya semua fasilitas umum terjaga, bersih, enak digunakan, alih - alih dia justru mengkritik masyarakat yang peduli dan membela para perusak dan pelanggar aturan itu.

Alasan Anis, mereka baru pertama menggunakan fasilitas MRT. Alasan yang mengada - ada karena pasti kebanyakan orang yang menikmati MRT itu adalah yang pertama kali. Ini adalah MRT pertama di Indonesia!.

Kalau melihat pakaian dan penampilan mereka yang melakukan perbuatan tidak terpuji itu juga bukan penampilan orang dari pelosok kampung.

Sebagai orang yang juga berasal dari kampung, saya juga tersinggung jika orang kampung dianggap kurang beradab dari orang kota.

Ini adalah soal mentalitas. 

Penulis sangat bersyukur ada masyarakat yang mengabadikan kejadian itu dan memviralkan nya . Itu adalah cara sangat efektif di jaman teknologi media sosial ini, supaya tidak ada orang lain yang melakukan kesalahan yang sama.

Sebenarnya, sebagai Gubernur DKI, Anis harus berterimakasih kepada masyarakat yang peduli, bukan justru memberikan komentar negatif. 

Padahal baru saja Anis meluncurkan aplikasi untuk saling menjaga masyarakat Jakarta. Jika masyarakatnya tidak mau ambil peduli tidak ada gunanya semua aplikasi itu.

Dengan sikapnya ini, bagi penulis, Anis memang hanya cocok sebagai pendidik di lingkungan lebih kecil. 

Secara mentalitas dan kebijakan dia belum siap untuk memimpin Jakarta. Jakarta adalah kota terbesar di Indonesia yang memiliki masalah dan kompleksitas yang luar biasa. 

Memang satu sisi harus ditangani secara humanis, tapi di sisi lain harus ada sikap tegas dan penegakan hukum. Kalau tidak para mafia yang menikmati bisnis kekacauan akan menguasai Jakarta.

Dari sikapnya ini juga jelas, Anis tidak mengenal karakter dan masyarakat yang dia pimpin. Nampaknya dia kurang blusukan untuk merasakan apa yang sungguh terjadi di lorong - lorong gelap Jakarta. 

Memang banyak orang Jakarta yang baik, tapi tetap ada sekelompok orang yang sungguh tidak peduli dengan orang lain dan memanfaatkan kekacauan Jakarta sebagai ladang bisnis mereka. Untuk mereka ini, bukan sikap manis yang mereka perlukan tapi sikap disiplin dan penegakan hukum.

Kembali reaksi Anis dan budaya baru dengan adanya MRT. 

Kalau sikap Anis ini kemudian dia terjemahkan pada kebijakan untuk membiarkan budaya vandalisme dan perusakan fasilitas umum, maka budaya baru yang mengandaikan penghargaan pada fasilitas umum, menjaga kebersihan dan ketertiban, budaya antri, serta peduli satu sama lain tidak akan pernah ada.

Sebenarnya, sebagai orang yang hampir setiap hari berada di antara hutan beton Jakarta, penulis justru merasa miris untuk situasi Jakarta saat ini. 

Jakarta yang kembali kotor, fasilitas publik yang semakin buram, sungai yang kembali dipenuhi sampah, trotoar yang kembali diokupasi para pedagang kaki lima, parkir yang kembali semrawut. 

Semua ini pastilah ada hubungannya langsung dengan sikap dan kebijakan Anis sebagai Gubernur. Semua dihadapi dengan mulut manis rupanya bukanlah cara yang tepat agar Jakarta punya budaya Smart City yang harmonis.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun