Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Para Pemilih Pemula Tak Suka Jokowi

20 Maret 2019   08:18 Diperbarui: 21 Maret 2019   01:46 1751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kompas.com

Kompas baru saja merilis hasil survei mereka

Dari hasil survei itu diperoleh elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 49,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 37,4 persen. Adapun, 13,4 persen responden menyatakan rahasia.

Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.

Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menuliskan, jarak elektabilitas kedua pasangan calon semakin menyempit, 11,8 persen.

Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen

Yang sangat menarik Litbang Kompas juga melakukan survei pilihan capres dan cawapres berdasarkan usia pemilih, dengan hasil sebagai berikut:

Gen Z/pemilih pemula (<22)
Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf:39,3 persen
Prabowo-Sandiaga: 44,8 persen
Rahasia: 15,9 persen

Maret 2019:
Jokowi-Ma'ruf:42,2 persen
Prabowo-Sandiaga: 47,0 persen
Rahasia: 10,8 persen

Millenia muda (22-30):
Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf: 43,3 persen
Prabowo-Sandiaga: 42,4 persen
Rahasia: 14,49 persen

Maret 2019:
Jokowi-Ma'ruf: 49,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 41,0 persen
Rahasia: 9,9 persen

Millenia matang (31-40):

Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf:39,3 persen
Prabowo-Sandiaga: 44,8 persen
Rahasia: 15,9 persen

Maret 2019:
Jokowi-Ma'ruf:46,6 persen
Prabowo-Sandiaga: 39,7 persen
Rahasia: 13,7 persen

Gen X (41-52):
Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf:51,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 34,4 persen
Rahasia: 14,5 persen

Maret 2019:
Jokowi-Ma'ruf: 51,4 persen
Prabowo-Sandiaga: 36,0 persen
Rahasia: 12,6 persen

Baby boomers (53-71)
Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf:58,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 27,1 persen
Rahasia: 14,8 persen

Maret 2019:
Jokowi-Ma'ruf:48,9 persen
Prabowo-Sandiaga: 34,6 persen
Rahasia: 16,5 persen

Silent gen (71+)
Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf:47,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 31,1 persen
Rahasia: 21,8 persen

Maret 2019:
Jokowi-Ma'ruf: 65,4 persen
Prabowo-Sandiaga: 19,2 persen
Rahasia: 15,4 persen.

Angka - angka Prosentase yang Menarik

Kali ini penulis tidak mau membahas perbedaan prosentase dan melebar atau menyempitnya jarak elektabilitas. Tapi penulis mau lebih melihat perbedaan usia dalam mendukung Prabowo atau Jokowi.

Dari pembagian umur tersebut hampir semua kelompok umur secara mayoritas dan konsisten menjatuhkan pilihannya pada Jokowi. Hanya pemilih pemula lah yang nampaknya lebih tertarik pada Prabowo dengan prosentase pilihan :

Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf:39,3 persen
Prabowo-Sandiaga: 44,8 persen
Rahasia: 15,9 persen

Maret 2019:
Jokowi-Ma'ruf:42,2 persen
Prabowo-Sandiaga: 47,0 persen
Rahasia: 10,8 persen

Kelompok usia Milenia Matang (31 -40) kelihatannya agak galau. 

Hal itu terlihat dari pergerakan prosentase pilihan. Pada bulan Oktober 2018, mayoritas kelompok usia ini lebih memilih Prabowo,  dengan prosentase:

Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf:39,3 persen
Prabowo-Sandiaga: 44,8 persen
Rahasia: 15,9 persen

Namun pada bulan Maret 2019, mereka beralih ke Jokowi dengan hasil survei:  

Jokowi-Ma'ruf: 43,3 persen
Prabowo-Sandiaga: 42,4 persen
Rahasia: 14,49 persen.

Dari seluruh kelompok usia yang menjadi kelompok garis keras pendukung berat Jokowi adalah kelompok usia Silent gen (71+).  

Pada bulan Oktober 2018, memang kelompok ini sudah secara mayoritas memilih Jokowi dengan angka 

Jokowi-Ma'ruf:47,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 31,1 persen
Rahasia: 21,8 persen

Namun pada bulan Maret 2019 para Eyang ini secara drastis dengan tambahan dan pengalihan suara merapat ke Jokowi dengan prosentase pilihan:

Jokowi-Ma'ruf: 65,4 persen
Prabowo-Sandiaga: 19,2 persen
Rahasia: 15,4 persen.

Membaca Fenomena Angka dan Usia

Untuk para pemilih pemula, mengapa mereka berbeda pilihan nya dengan kelompok lebih senior, bisa dilihat karena beberapa asumsi.

Pertama, kelompok ini biasa disebut kelompok ABG. Usia labil yang sedang mencari identitas. Umumnya mereka senantiasa ingin tampil beda. 

Pilihan mereka untuk memilih Prabowo, kemungkinan dengan alasan yang sangat sederhana, yakni anti mainstream. Jika arus kearah hilir maka mereka berusaha untuk melawan arus utama itu. Ini adalah simbol pemberontakan pada generasi tua.

Kemungkinan lain adalah, sebagai pemilih pemula mereka berpikir, ini adalah pilihan pertama mereka. Masih akan banyak lagi kesempatan di pemilihan berikut nya. 

Mereka sudah merasa dibawah pemerintahan Jokowi, kenapa tidak mencoba calon presiden yang baru. Toh, jika keliru, masih ada kesempatan untuk memperbaiki nya. 

Alasan ketiga adalah, mereka sama sekali baru. Mereka tidak mengalami langsung bagaimana peran Prabowo di masa lalu. Jadi mereka tidak punya referensi pengalaman dan sejarah untuk menentukan pilihan. 

Sebenarnya inilah alasan yang cukup serius dan mengkhawatirkan, jika benar. Karena ini menandakan bahwa generasi muda tidak tertarik dengan sejarah dan ada bahaya mereka tercerabut dari akarnya.

Untuk generasi galau Milenia Matang (31 - 40), pastilah mereka punya alasan tersendiri mengapa pada akhirnya beralih dari Prabowo ke Jokowi.

Ini adalah kelompok umur produktif dan sedang berada di puncak karier mereka. 

Pada awalnya mungkin kelompok ini melihat ada ide - ide segar yang dilontarkan oleh pasangan Prabowo - Sandi. Di tambah lagi wakilnya adalah Sandiaga Uno yang merupakan orang yang satu generasi dengan mereka.

Namun seiring berjalannya waktu, mereka melihat ide - ide segar itu tidak diturunkan pada program konkrit yang menjanjikan. Sehingga mereka yang memang sudah mapan ini tidak mau juga mempertaruhkan nasib mereka kepada ketidakpastian.

Sementara program Jokowi yang semula nampaknya kurang progresif, tapi melihat bahwa program itu lebih rasional dan diterangkan lebih rinci, maka merekapun beralih mendukung petahana ini.

Dari semua kelompok usia ini, yang justru paling menarik adalah yang terjadi pada kelompok Silent Gen (71+). 

Memang mereka secara konsisten mendukung Jokowi, terlihat bahwa mayoritas usia uzur ini sudah memilih Jokowi pada bulan:

Oktober 2018:
Jokowi-Ma'ruf:47,1 persen
Prabowo-Sandiaga: 31,1 persen
Rahasia: 21,8 persen

Namun lonjakan dukungan yang sangat besar pada bulan Maret 2019 menjadi:

Jokowi-Ma'ruf: 65,4 persen
Prabowo-Sandiaga: 19,2 persen
Rahasia: 15,4 persen, adalah menunjukkan fenomena tersendiri.

Karena usia mereka maka, generasi inilah yang punya referensi pengalaman yang paling lengkap. Jangan - jangan ada yang diantara mereka mengalami pemerintahan seluruh presiden yang memimpin Indonesia sejak era Soekarno.

Tentu referensi ini sangat mempengaruhi pilihan mereka. Tapi mengapa mereka melakukan "bedol desa" dalam dua periode waktu survei itu?

Pada bulan Oktober 2018, selisih mereka baru 16 % namun di bulan Maret melonjak menjadi 46,2 %.

Generasi ini pasti sadar bahwa kemungkinan besar pilpres kali ini, karena faktor usia, adalah pilpres terakhir mereka. 

Jadi ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk memilih secara tepat Negara macam apa yang akan mereka tinggalkan untuk anak cucu. Tentu mereka tidak mau meninggalkan warisan yang lebih buruk dari apa yang sudah mereka alami selama ini.

Pada periode survei pertama, karena kebijakan dan pengalaman, banyak diantara mereka yang masih menunggu situasi dan program kedua Capres. 

Hal itu terlihat dengan prosentase yang belum memilih yang cukup besar. Tapi pada periode Maret 2019, kelompok yang belum memilih itu secara mayoritas mendukung Jokowi, dan bahkan yang sudah memilih Prabowo pun berbalik kanan. 

Kemungkinan sekali ini akibat debat Capres yang digelar, di mana mereka melihat Jokowi jauh lebih aman untuk dipilih.

Tentu analisa ini adalah asumsi dan perkiraan saja. Setiap kelompok umur pasti punya alasan lain dari yang ada di opini ini.

Namun apapun alasannya, pastilah akan menentukan nasib bangsa ini 5tahun ke depan. Moga kita semua bisa memilih sesuai dengan pikiran jernih dan hati nurani bersih. Dengan sistem pemilu, yang sekarang kita punya, bukan suara kelompok yang menentukan, tapi malahan suara setiap individu dipertaruhkan untuk hitam putih nya negara ini. ***MG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun