Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Madania, Sekolah yang Meneruskan Semangat Pluralisme Nurcholish Madjid

1 Maret 2019   10:22 Diperbarui: 5 Maret 2019   16:31 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru - baru ini Madania International School merayakan ulang tahunnya yang ke 23. Sebagai institusi pendidikan, usia ini ibarat masih ABG, anak milenial.

Namun usia muda tidak menjadi alasan untuk tidak bisa menyumbangkan sesuatu yang berarti bagi negeri ini.

Penulis masih ingat ketika pertama kali mengunjungi sekolah ini, untuk mencari sekolah bagi putra penulis. Lingkungannya yang luas, hijau dan asri tentu langsung menarik hati. 

Namun bukan itu yang pertama - tama penulis cari. Penulis  ingin menemukan institusi pendidikan sebagai ruang yang memungkinkan setiap anak mengembangkan potensinya tanpa kecuali. 

Hal yang menarik, untuk dapat menjadi murid di sini bukan murid yang diuji, tapi orang tua lah yang diwawancarai. Pihak sekolah mau agar orang tua yang menjadi partner pendidik mereka harus memiliki pandangan yang sejalan dengan keyakinan pihak sekolah dalam mendidik putra - putri mereka.

Satu hal yang juga sangat menggiurkan, tidak ada PR setiap hari. PR hanya diberikan waktu weekend. Dan itupun tidak banyak. Dalam hal ini bukannya penulis tidak mau repot-repot membantu anak untuk mengerjakan PR, tetapi penulis melihat di banyak sekolah lain, PR yang diberikan terlalu banyak, seperti kerja rodi. Tidak ada waktu bagi anak untuk menikmati saat bermain dan mengembangkan hal lain.

Mengetahui sekolah Madania ini sebenarnya secara kebetulan. Penulis mendapat cerita dari seorang kolega bahwa putrinya sudah keluar dari 3 sekolah karena tidak kerasan. Namun saat putrinya itu uji coba satu hari menikmati suasana pendidikan di sekolah ini, dia tidak mau pulang. Penulis pun langsung tertarik untuk mengetahui lebih dalam.

Semangat Pluralitas dan Inklusifitas Nurcholish Madjid

Yayasan Madania didirikan pada tahun 1995, oleh seorang visioner, yaitu almarhum Prof. Dr. Nurcholish Madjid. Sejak awal, tokoh pluralisme Indonesia ini mau institusi pendidikan yang ia dirikan secara inklusif menggabungkan nilai - nilai Islami dalam Prespektif moderen.

Warna inklusif, ini sungguh kental terpatri dalam kehidupan dan kegiatan pendidikan di sekolah yang sebelumnya dirancang untuk boarding school tingkat SMA ini. 

Keberagaman ini sungguh menunjukkan realita Indonesia sebenarnya. Muridnya dari berbagai suku, latar belakang, kultur dan agama.

Bukan hanya itu, sekolah ini juga menerima siswa berkebutuhan khusus dari semua jenjang pendidikan dari TK, SD, SMP dan SMA. Anak - anak berkebutuhan khusus sama - sama belajar satu ruang dengan anak - anak di program reguler. Jadi mereka belajar bersama.

Hal ini dapat berjalan dengan baik dan mereka belajar bersama-sama di dalam kelas tanpa mengganggu satu sama lain. Pihak sekolah punya keyakinan bahwa setiap siswa adalah unik dan memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas.

Hal ini terbukti. Misalnya saja seorang murid berkemampuan khusus bernama Ryan kelas 9. Dia punya hobby membuat robot. Pada perayaan ulang tahun Madania yang lalu, pada pameran Personal Project, dia membuat Electrical Autonomous Mobil. Mobil otomatis rancangannya itu bisa bergerak sendiri mengikuti garis yang telah ditentukan. Proyek nya itu terdapat di bawah ini:


Putra saya sendiri yang sekelas dengan Ryan, mempunyai Personal Project dengan tema  Animation as a Campaign Tool. Produk hasil karyanya seperti di bawah ini:


Selain Inklusifitas seperti di atas, yang sangat istimewa inklusifitas itu juga diterapkan dalam hal keyakinan. Sekolah Madania, walau dikelola oleh yayasan Islam tapi pihak sekolah menyediakan guru agama untuk semua agama yang dianut boleh murid mereka. 

Saat ini, sesuai dengan agama murid, ada pelajaran agama: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha dan Saksi Jehova. 

Jadi pada saat pelajaran agama, masing - masing murid pergi ke ruangan pelajaran agama sesuai dengan keyakinan yang mereka anut.

Pendidikan Komprehensif, Bukan Hanya Intelektualitas

Di sekolah ini tidak ada istilah juara kelas. Semua anak adalah juara. Setiap anak adalah juara dengan bakat dan talenta yang dianugerahkan kepadanya. Jadi anak tidak diukur hanya dari nilai angka ujiannya saja. 

Memang setiap bulan ada murid teladan, namun sekali lagi yang dinilai bukan hanya IQ tapi juga EQ. 

Berangkat dari nilai-nilai ini, sekolah Madania mendesain program pembelajaran individu dengan memperhatikan beberapa kecerdasan di kelas. Yakni dengan mengeksplorasi potensi siswa  berdasarkan 4 (empat) potensi, yaitu potensi secara fisik, emosional, sosial dan akademik.

Hal itu tergambar dari program yang ada. Dari segi akademik Madania International School ini menerapkan Kurikulum yang menggabungkan teori dan praktek yang terdiri dari kurikulum internasional (Cambridge), nilai-nilai Kemadaniaan dan kurikulum nasional (Diknas). 

Dengan kurikulum ini, siswa dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk studi lebih lanjut dan ijazah internasional dari Cambridge memungkinkan siswa lulusan Madania untuk belajar di universitas luar negeri pilihan tanpa harus mengikuti kelas dasar.

Untuk mendukung pengembangan bakat selain intelektual, sekolah juga menyediakan fasilitas dan kegiatan ekstrakurikuler yang lengkap. 

Fasilitas  yang terdapat di sekolah antara lain lapangan bermain, kolam renang, lapangan sepakbola, Volley,  lapangan basket, bulutangkis, rugbi, aula pertemuan, akses internet, kantin dan juga laboratorium serta perpustakaan.

Sekolah ini menawarkan beragam program dalam bidang olahraga (renang, bulu tangkis, basket, sepakbola, voli,bola tangan), seni (musik, teater, melukis, kerajinan tangan, musik tradisional). Bahasa asing kedua selain bahasa Inggris (bahasa Jerman, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, bahasa Arab) dan 5 jurusan (Biologi, Fisika, Humanities, Economics dan Arts). 

Siswa dapat memilih program ini berdasarkan minat dan kemampuan mereka. Selain itu, sebagai program kelulusan dari Madania yang dilakukan selama siswa menuntut ilmu di institusi ini, siswa melakukan program community service, magang, reading log dan karya tulis ilmiah.

Hasil dari pendidikan ini telah juga menunjukkan kualitas, keanekaragaman dan inklusifitas nya. Para alumni Madania tersebar berbagai universitas ternama nasional maupun Internasional. Di dalam negri maupun di luar negeri. 

Subyek yang mereka pilih juga beraneka, hal itu nampak dari pilihan jurusan yang mereka ambil dan di mana mereka bekerja: seni, kedokteran, bahasa, olah raga, budaya, sosial, arsitek, pelukis, ahli komputer, wartawan, penulis, programmer, olahragawan, wiraswasta, film, sutradara dll.

Ada yang menilai sekolah ini mahal. Dalam hal ini sangat relatif. Sekolah menyediakan semua yang dibutuhkan, termasuk buku dan program tambahan bagi yang perlu mengejar ketertinggalan. Untuk tingkat atas, hanya buku- buku pegangan tertentu yang harus  dibeli sendiri. 

Dengan demikian maka siswa tidak perlu lagi kursus di luar. Bahkan ada kebijakan sekolah melarang kursus di luar kecuali hal yang sungguh perlu. Sekolah cukup yakin program dan kegiatan  yang mereka siapkan sudah cukup untuk kualitas yang diharapkan. 

Juga ada program beasiswa dan sistem subsidi silang. Untuk orang tua yang punya anak lebih dari satu di sekolah ini, mendapat keringanan biaya.

Ya seperti syair dari Khalil Gibran, "Anakmu bukanlah Milikmu". Biarkan dia melesat mencari sasarannya sendiri. Kita hanya menyiapkan ruang yang bebas dan aman untuk mereka berkembang mengejar takdir nya. 

Dalam hal ini Sekolah Madania adalah penerus semangat mulia Nurcholish Madjid yang ingin putra putri bangsa sungguh menjadi insan Indonesia dengan wawasan International. Mereka yang tidak hanya menghargai pluralitas dan inklusifitas tapi sungguh yakin untuk mau menghidupi Bhineka Tunggal Ika dengan penuh toleransi dan saling menghargai.***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun