Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik, Pilpres, dan Hollywood

26 Februari 2019   08:57 Diperbarui: 26 Februari 2019   08:56 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : mediasiar.com

Penulis menggemari film Hollywood. Terutama film action nya.

Alur cerita laga Film Hollywood sangat sederhana. Ada orang baik, ada orang jahat. Di awal film orang baik akan dikerjain, dan nampaknya mustahil untuk menang. Orang jahat jumawa dan seolah tidak terkalahkan. Di akhir film plotnya selalu sama, orang jahat dikalahkan orang baik.

Namun, satu hal yang selalu menarik  untuk penulis bahwa di akhir cerita terselip pesan. Biasanya pesan itu keluar dari mulut sang tokoh jahat yang hampir mati. 

Pesannya kira - kira begini, "Kamu pikir kamu sudah menang? Tidak. Memang saya menghilang, tapi kejahatan itu abadi. Akan ada tokoh lain yang menggantikan peran saya...". 

Makanya dalam film Hollywood banyak sekali sekuel film. Dengan benang merah pesan sang aktor jahat tadi akan tercipta serial film berikutnya. Orang baik tetap sama, dengan melawan tokoh jahat yang berbeda.

Hollywood dan Politik

Dalam arti tertentu, kancah dan pertarungan politik memiliki alur cerita dan karakter tokoh yang hampir sama. 

Politik dalam arti sebenarnya adalah hal yang netral. Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. 

Bahkan Politik secara hakiki mempunyai tujuan suci, yang oleh Aristoteles, seorang filsuf Yunani, dikatakan untuk mewujudkan Bonum Comune atau kebaikan bersama.

Namun penerapan dan realitanya berbeda. Tujuan baik dari politik kadang menjadi terbalik. Perebutan kekuasaan bukannya untuk kepentingan bersama. Kekuasaan yang didapat dari proses politik digunakan untuk sekedar merebut tahta dan harta. Bahkan sering terjadi  pertikaian politik menyebabkan perang, kemiskinan dan sengsara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun