[caption id="attachment_367755" align="aligncenter" width="620" caption="PT. Freeport/ http://en.citizendaily.net/"][/caption]
Baru-baru ini pemerintah Jokowi, lewat Mensekneg mengumumkan ambisi untuk mengambil alih minyak di Blok Mahakam dan tambang mas di Freeport.
Tentu tekad ini harus didukung 1000% karena selama ini memang di bidang tambang kita seperti tamu di rumah sendiri, kita sudah terikat oleh kontrak yang puluhan tahun merugikan kita.
Hal ini tidak mudah. Bahkan pengumuman ini seperti memukul genderang perang bagi orang-orang tertentu. Siapa lagi kalau bukan mereka yang selama ini menikmati gelimangan dolar dari hasil tambang ini. Mereka ini bukan orang sembarangan karena mililiki modal dan kuasa, oleh karenanya belum ada presiden RI yang berhasil menaklukan mereka.
Untuk mereka yang tidak suka dengan Jokowi pasti menganggap ini adalah “satu lagi politik pencitraan”. Namun saya pribadi coba untuk optimis. Sebenarnya hal ini tidaklah terlalu sulit untuk dilakukan asal “tidak punya interest pribadi” terhadap gelimangan dolar dari hasil SDA di atas.
Ya, pasti godaan dan tantangan sudah ada di depan mata, salah satunya adalah setelah nanti tidak dipegang oleh orang luar, apakah sumber daya alam ini tidak justru jatuh ke “Kroni kekuasaan” yang tidak kalah rakusnya? Yang berarti lepas dari mulut harimau masuk ke mulut buaya….
Sekali lagi ini adalah tekad yang berani dan patut didukung. Tentu tidak kalah penting proses ini harusnya sangat transparan supaya jangan sampai bisnis yang menggiurkan ini dikuasai kembali oleh mafia-mafia yang baru.
Transparansi dan integritas dalam proses ini diperlukan Jokowi untuk bisa mendapat dukungan dari masyarakat luas. Hanya dengan dukungan masyarakatlah Jokowi bisa menghadapi mafia yang selama ini menguasi bisnis tersebut.*********MG
Sumber bacaan:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
