COVID-19 Membawa dampak dalam berbagai bidang terutama bidang perekonomian. Sampai dengan hari senin, 11 Oktober 2021 setalah 20 bulan atau 1,5 tahun virus ini datang di Indonesia para wirausaha kecil hingga menengah merasakan dampak yang signifikan seperti omsetnya yang menurun drastic.Â
Bapak Sumarji seorang pembuat screen film sablon yang berada di kota Bantul, Yogyakarta bercerita bahwa beliau sempat tidak mempunyi pemasukan sama sekali pada 2 bulan pertama covid-19 masuk ke Indonesia. Yang tadinya beliau memiliki omset Rp 7,5 juta sampai dengan Rp10 juta setiap bulannya, akibat pandemic ini omset turun hingga 50%.Â
Dampak Covid-19 ini membawa dampak juga pada sector pariwisata yang ada di Yogyakarta salah satunya. Banyak tempat-tempat wisata yang ditutup akibat pandemic ini. Dari penutupan tempat-tempat wisata tersebut para pedagang cindera mata mengalami kerugian. Pedagang kaos yang bertuliskan Malioboro misalnya.Â
Mereka menutup lapak mereka karena tidak ada pembeli.Dengan sepinya dan menutupnya lapak para pedagang kaos tersebut juga sangat berpengaruh pada usaha bapak Sumarji sebagai pembuat screen film sablon. "Rata-rata para pembuat kaos sablon yang ada di wisata-wisata membuat screen film nya disini, jadi 2 bulan peratama covid-19 ini saya benar-benar tidak memiliki pemasukan sama sekali" Kata bapak Suamarji.
Hal tersebut tentu saja membawa perekonomian pulih, walaupun belum 100%. "Alhamdulillah, untuk bulan Desember walaupun belum seutuhnya Kembali tapi orderan sudah ada mbak". Kata bapak Sumarji. Bapak Sumarji juga bercerita bahwa beliau bersyukur akan pelanggan yang  dulu tetap Kembali ke bapak Sumarji.Â
Banyak suka duka yang dilewati oleh bapak Sumarji terutama di masa pandemic ini. Waktu demi waktu kehidupan mulai normal dan omset bapak Sumarji telah pulih Kembali, namun tidak lama beliau juga berkata bahwa disaat pemerintah Kembali menerapkan pembatasan sosial hingga di tutupnya objek-objek wisata membuat bapak Sumarji Kembali merasakan penurunan omset akibat sepinya pesanan.
Dampak akibat pandemic ini tidak hanya dirasakan oleh bapak Sumarji, karena pandemic ini sangat sangat berdampak dan menghantam semua sector mulai dari pedagang kaki lima sampai dengan pengusaha hampir semua tidak lepas dari dampak pandemic.
Alhafidhu Kurniawan atau sering dipanggil dengan nama Hafid. Beliau merupakan founder dari HKgravi. HKgravi sendiri merupakan vendor yang bergerak dibidang multimedia mulai dari foto, video, audio, cetak, desain dan hal-hal yang berbau multimedia dan biasanya berdampingan dengan event-event seperti wedding. Hampir 7 tahun beliau bergelut dibisnis ini, dan banyak pengalaman, suka duka yang telah dilewati. Namun, bagi Hafid pandemic Ini salah satu yang berat bagi dirinya karena harus terhenti hampir 6 bulan akibat pandemic ini hingga dikeluarkannya peraturan pemerintah mengenai pembatasan sehingga banyak acara yang ditunda bahkan ditiadakan.
Pada saat itu Hafid menjual produk-produk masker, handsanitizer, dan lain sebagainya yang dibutuhkan pada saat itu yang bisa karena banyak yang mencari produk-produk tersebut.Â
Selain itu, Hafid juga menawarkan jasa foto produk kepada para pelaku UMKM. "Saya juga menawarkan kepada mereka seperti foto produk makanan, karena pasti juga merasakan dampak yang luar biasa dan dimasa seperti ini dituntut untuk bisa iklan secara online, walaupun profit tidak sebesar di event tapi setidaknya bisa membantu pelaku UMKM. Pahala dapet profit juga dapet", Kata Hafid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H