Keberadaan manusia serta ilmu pengetahuan merupakan suatu bentuk kehidupan yang didasari oleh keingintahuan manusia terhadap segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Ilmu pengetahuan merupakan produk aktivitas berpikir yang melaluinya manusia menemukan dirinya, memahami keberadaannya, dan menyelami kehidupan. Adanya permasalahan pada diri manusia membuat manusia berpikir, bertanya, serta mencari jawaban atas segala sesuatu yang ada, pada akhirnya manusia dapat menemukan titik kebenaran dalam hidupnya.Â
Dengan cara inilah, ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan umat manusia, dan telah berevolusi untuk menemukan kebenaran dari keingintahuan manusia. Dengan kata lain ilmu pengetahuan lahir dari  keingintahuan manusia dalam  mencari kebenaran. Pada dasarnya ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari peran filsafat. Tugas ilmu pengetahuan adalah mendeskripsikan fenomena alam semesta, dan tugas filsafat adalah menjelaskannya. Kebenaran itu muncul dari hasil pemikiran dalam pengalaman hidup. Oleh karena itu, perkembangan ilmu pengetahuan juga memperkuat eksistensi filsafat yang bertujuan menemukan kebenaran yang sesungguhnya (Rokhmah, 2021)
Ketika membahas filsafat ilmu, awalnya kita perlu memahami tiga landasan berpikir filosofis. Ketiga landasan tersebut meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Berfokus pada ketiga dasar tersebut, ilmu pengetahuan terdiri dari beberapa bagian. Â Ilmu pengetahuan mempunyai objek, pernyataan, proposisi, dan ciri yang keempat aspeknya sebenarnya ditekankan oleh tiga landasan pemikiran filsafat yang berkaitan dengan ontologi, epistemologi, dan aksiologi (Rokhmah, 2021)
Ontologi berkaitan dengan hakikat "apa yang ada", hakikat objek pengetahuan, dan hakikat hubungan antara subjek dan objek pengetahuan. Cara memandang sains dari sudut pandang ontologis adalah argumen bahwa ontologi melibatkan penyelidikan dan analisis sains berdasarkan apakah sains benar-benar ada. Epistemologi pada hakikatnya berkaitan dengan landasan, sumber, ciri-ciri, kebenaran, dan metode memperoleh suatu pengetahuan.Â
Aspek penting yang dibahas dalam epistemologi ialah sumber pengetahuan dan cara mengetahui (Rokhmah, 2021). Sedangkan berdasarkan landasan aksiologi, suatu pernyataan ilmiah dianggap benar jika mengandung unsur aksiologi, yaitu memiliki nilai manfaat bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan memiliki esensi yang menuntut adanya nilai manfaat, sehingga penerapan ilmu harus sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Mengabaikan unsur aksiologis dalam ilmu pengetahuan berarti melemahkan posisi ilmu tersebut dari sudut pandang filsafat ilmu pengetahuan (Munip, 2024).
Kesimpulannya, ontologi merupakan ilmu yang membahas mengenai hakikat keberadaan. Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang asal usul, hakikat, hakikat, jenis, unsur, dan tujuan pendidikan. Aksiologi berarti teori nilai. Berdasarkan ruang lingkup kajiannya, filsafat mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Namun ketiganya saling terkait dan saling melengkapi. Kaitannya dengan pendidikan adalah ontologi, epistemologi, dan aksiometri mempelajari tentang keberadaan pengetahuan, bagaimana pengetahuan diperoleh, dan bagaimana pengetahuan yang dikendalikan digunakan (Luthfiyah & Lhobir, 2023)
Referensi
Luthfiyah, L., & Lhobir, A. (2023). Ontologi , Epistimologi dan Aksiologi Filsafat Pendidikan. Jurnal Basicedu, 7(5), 3249--3254. https://doi.org/10.31004/basicedu.v7i5.6150
Munip, A. (2024). Ilmu dalam Tinjauan Filsafat: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu-Ilmu Keislaman, 10, 49--58.
Rokhmah, D. (2021). Ilmu dalam tinjauan filsafat: ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Cendekia: Jurnal Studi Keislaman, 7(2), 172--186. https://ejurnal.staiha.ac.id/index.php/cendekia/article/view/124
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H