3. Lingkungan, lingkungan merupakan faktor yang sangat mendukung keberhasilan suatu program pembelajaran. Jika pembelajaran BIPA dilakukan di luar negeri, tentu merupakan tantangan tersendiri dalam pencapaian hasil maksimal. Pembelajaran bahasa Indonesia di lingkungan nonpenutur bahasa dituntut untuk menciptakan mekanisme pembelajaran yang dapat meminimalkan tantangan tersebut. Salah satu yang dapat dilakukan adalah melibatkan orang tua pembelajar dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
4. Perbedaan aksara, belajar bahasa berarti belajar aksara karena bahasa dituangkan dalam bentuk aksara. Jika pembelajar dan bahasa yang dipelajari memiliki aksara yang sama, pembelajaran bahasa kedua akan lebih mudah dibandingkan bagi pembelajar yang berbeda aksara bahasa yang dikuasainya. Sekiranya pembelajaran BIPA berlangsung di negara Arab yang aksaranya sangat berbeda dengan bahasa Indonesia akan menjadi sulit. Kesulitan ini disebabkan oleh ketidaktahuan mereka tentang aksara atau alfabet yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pengajar harus bekerja ekstra untuk memperkenalakn terlebih dahulu alfabet laitn yang dipakai dalam bahasa Indonesia.
Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia melalui program BIPA, program BIPA secara langsung akan memberikan kesempatan bagi lembaga-lembaga kursus, pusat bahasa maupun lembaga lainnya untuk memperluas usahanya dalam memberikan layanan berupa pelatihan bahasa indonesia sebaga bahasa asing. Dengan begitu secara tidak langsung akan memberikan keuntungan finansial bagi lembaga maupun pengajar BIPA.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI