Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang berguna bagi kehidupan manusia, baik dalam kehidupan sosial maupun dalam dunia pekerjaan. Tujuan utama dari pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Pendidikan berfungsi sebagai sebuah proses dimana seseorang dididik agar dapat memiliki kualitas moral dan keahlian yang nantinya akan berguna bagi kemajuan negara ini. Pendidikan adalah jembatan bagi seseorang untuk dapat memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, pendidikan yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk meningkatkan potensi seseorang agar dapat memasuki dunia pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya.
Namun, menurut saya, pendidikan di Indonesia saat ini tidak mencerminkan fungsi dan tujuan dari pendidikan yang sebenarnya. Kualitas pendidikan di negara ini harus lebih ditingkatkan, karena jika ingin menciptakan manusia-manusia yang berkualitas, bukankah pendidikan itu sendiri juga harus berkualitas? Bagaimana bisa pendidikan melahirkan manusia-manusia berkualitas jika pendidikan itu sendiri tidak memiliki kualitas yang memadai?
Sistem pendidikan yang berjalan selama ini seakan tidak memiliki makna. Murid-murid dijejali dengan berbagai mata pelajaran yang mungkin tidak mereka ketahui apa fungsi dan tujuannya. Setiap hari mereka mempelajari pelajaran-pelajaran yang ada agar dapat mencapai sebuah tujuan, yaitu untuk meraih nilai setinggi-tingginya. Padahal, tujuan dari pendidikan itu adalah untuk mempersiapkan mereka masuk ke dalam dunia kerja. Sebagian besar murid hanya memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan nilai yang tinggi, bukan bagaimana cara untuk meningkatkan potensi, bakat dan minat mereka yang nantinya akan berguna bagi dunia kerja.
Banyak murid-murid yang bingung dan lambat dalam menentukan ingin berprofesi sebagai apa mereka di masa depan. Sebagian besar diantara mereka baru mengenali bakat dan minat mereka saat duduk di bangku SMA. Bahkan lebih parahnya, ada yang baru menentukan profesi yang diinginkannya saat mendekati waktu pendaftaran kuliah. Mungkin hal inilah yang menjadi alasan mengapa SMA lebih banyak dicari dan diminati dibandingkan SMK. Walaupun tidak seluruhnya, banyak siswa-siswi SMA yang belum menemukan jati diri mereka yang sebenarnya. Sedangkan siswa-siswi SMK sudah menemukan jati diri, memiliki tujuan, dan mengetahui ingin menjadi apa mereka di masa depan.
Contoh nyata tentang keterlambatan pola pikir ini terjadi pada diri saya sendiri. Saya baru mengetahui potensi, bakat dan minat saya yang sesungguhnya saat duduk di bangku kelas 2 SMA. Hal ini terjadi karena selama ini saya hanya berpikir bagaimana cara agar dapat meraih nilai yang memuaskan dalam setiap mata pelajaran. Seandainya saja sebelum masuk ke SMA saya telah mengenali potensi, bakat dan minat tersebut, mungkin saya akan lebih memilih SMK daripada SMA. Karena menurut pendapat saya, SMK dapat mengasah potensi tersebut menjadi lebih tajam. Sedangkan, di SMA siswa-siswi dijejali dengan berbagai mata pelajaran yang tidak seluruhnya berguna bagi masa depan mereka.
Hal yang mengakibatkan keterlambatan pola pikir dalam menentukan profesi yang diinginkan ini terjadi karena sistem pendidikan yang salah. Pendidikan hanya menjejali murid-murid dengan berbagai mata pelajaran yang tidak semuanya berguna bagi mereka di dunia pekerjaan nanti. Sejak kecil, pikiran yang ditanamkan dalam otak mereka hanyalah untuk meraih nilai setinggi-tingginya. Potensi, bakat dan minat yang mereka miliki tidak dapat terasah lebih tajam karena mereka juga harus menguasai berbagai mata pelajaran diluar potensi, bakat dan minat mereka yang sebenarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, sistem pendidikan seharusnya dirubah dan dibetulkan. Pendidikan seharusnya tidak boleh memaksakan para murid untuk menguasai berbagai mata pelajaran yang bukan merupakan potensi, bakat dan minat mereka. Akan lebih baik jika jumlah SMK di negara ini ditingkatkan dan menambahkan jenis jurusan yang ada. Sehingga siswa-siswi SMP yang telah menemukan potensi mereka dapat langsung mengasah potensi itu di SMK. Dan jika mereka mau, setelah lulus mereka juga dapat mengasah potensi itu lebih tajam dengan masuk ke perguruan tinggi. Sedangkan siswa-siswi SMP yang belum mengetahui potensinya dapat masuk ke SMA dan mencari tahu lagi apa yang sebenarnya mereka inginkan. Dan setelah potensi itu telah mereka ketahui, mereka dapat masuk ke perguruan tinggi yang sesuai dengan potensi tersebut.
Sejak awal murid seharusnya juga diberi tahu apa tujuan dari pendidikan yang sebenarnya, untuk apa dan berfungsi sebagai apa mata pelajaran yang mereka pelajari, bagaimana penerapan mata pelajaran tersebut dalam kehidupan nyata dan profesi apa yang bisa dijalani dengan menguasai mata pelajaran itu. Dengan adanya hal-hal ini para murid pastinya akan memiliki gambaran dan bayangan tentang profesi seperti apa yang sebenarnya mereka sukai dan mereka inginkan. Dengan ini mereka juga dapat mengasah dan mengembangkan potensi mereka sejak kecil.
Selain sistem pendidikan yang berkualitas, untuk meningkatkan kualitas SDM juga dibutuhkan adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, antara lain:
Pemerintah. Di negara ini, banyak anak-anak kurang mampu yang cerdas dan berbakat, namun, sayangnya sebagian besar diantara mereka tak bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Peran pemerintah di dalam dunia pendidikan ini adalah memberikan kesempatan bagi mereka untuk dapat meningkatkan potensi dirinya melalui pendidikan yang layak. Beasiswa dan dana pendidikan seharusnya lebih dioptimalkan untuk mereka yang kurang mampu.
Guru. Kualitas pendidikan juga dipengaruhi oleh kualitas seorang guru. Guru seharusnya menyadari bahwa perannya adalah sebagai seorang guru. Dan guru juga harus menyadari bahwa profesinya sebagai guru bukan semata-mata hanya untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas murid yang dididiknya.