Mohon tunggu...
marison guciano
marison guciano Mohon Tunggu... -

hanya seorang pria yang ingin menjadikan belajar sebagai tujuan hidupnya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Angelina Sondakh dan Aktivitas Lingkungannya

10 Maret 2012   13:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:15 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, berita terkait Angelina Sondakh lebih didominasi sisi buruk beliau dalam dugaan korupsi wisma atlet. Berita yang lebih kepada pembunuhan karakter terus bermunculan belakangan ini, terutama soal Angie yang tak cakap mengurus anak dan perihal adanya orang ketiga dalam pernikahannya dengan Alm. Adjie Massaid.

Secara pribadi saya kenal dekat dengan Angie. Ia adalah ambassador orang utan dari LSM Orang Utan Republik Education Initiative (OUREI) dan saya liaison Officer OUREI. Jadi dibidang penyelamatan orang utan kami saling bersinggungan.

Saya tak ingin membahas soal permasalahan hukum Angie. Karena itu biarlah menjadi wewenang penegak hukum. Namun sebagai seorang sahabat, saya kagum dengan ketegaran Angie ketika dilanda badai yang sangat dahsyat seperti sekarang. Belum lama ditinggal suami tercinta yang berpulang ke Rahmatullah, ia dihajar persoalan hukum. Namun, ketika saya bertemu dengannya, ia tetap tegar.

Angie tetaplah Angie yang saya kenal dulu. Angie yang tegar saat kami, pada 2006 lalu, mengunjungi belantara leuser di Aceh Tenggara. Perjalanan 7 jam jalan darat dari Medan tak kami rasakan lama. Ketika kami tertidur di dalam mobil yang membawa kami, ia membangunkan kami. Mengajak kami untuk terus membuka mata menikmati indahnya pemandangan Leuser, surga belantara tropis di bagian utara Pulau Sumatera. Leuser adalah tempat berjuta keanekaragaman hayati tumbuh.

Petualangan di leuser membuat saya lebih dalam memahami Puteri Indonesia 2001 ini. Ia bukanlah anak mama yang manja. Buang air kecil -maaf- di semak semak pun jadi. Karena di dalam hutan tak kami temui WC umum. Kaki dan tangannya dihinggapi dan dihisapi lintah ia pun tak pernah mengeluh.

Kami berdiskusi di sepanjang perjalanan menuju Leuser. Saat saya tanya kenapa ia menggebu gebu ingin ke Leuser dan bertemu orang utan, ia menjawab, 'Aku kagum dengan induk orang utan yang selalu menjaga dan melindungi anaknya. Seperti itulah perempuan seharusnya."

Dengan penuh kesabaran, induk orangutan akan melindungi dan memberikan perhatian penuh kepada seekor bayi orang utan selama 7-8 tahun. Setelah anak orang utan mampu hidup sendiri di hutan, induknya baru melepasnya.

Oleh karena itu, saat seorang pengacara mengatakan Angie tak mengurus anak anaknya dengan baik, saya pun tak percaya. bagi saya itu hanyalah bualan belaka karena saya tahu persis siapa Angie. Angie ke kantor pun -kadang- membawa anak. Angie yang menyusui anaknya dengan air susunya sendiri.

Di mata saya, komitmen Angie di bidang penyelamatan orang utan tak perlu diragukan. Kecintaannya kepada keluarga sebegitulah kecintaannya pada orang utan. Satwa langka yang hampir punah yang hanya ada di Pulau Sumatera bagian utara dan Kalimantan.

sementara persoalan hukum biarlah itu menjadi wewenang penegak hukum. sebagai seorang sahabat, saya harus mendoakan beliau agar mampu keluar dari masa masa sulit ini dengan keadaan baik. atau mungkin inilah yang disebut the right man on the wrong place? wallahu alam....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun