Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kecupan Manis Tak Terlupakan Itu

13 Juli 2010   02:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:54 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A Kiss IS A Kiss illustrasi: karenandjoe.org

Tak mungkin pernah dilupakan saat-saat yang indah itu. Saat pertama kali dirimu mengecup kening dengan begitu mesranya. Begitu juga saat dirimu mengecup lembut bibir ini. Terlalu manis untuk dilupakan. Terlalu indah untuk tidak selalu diingat dan dikenang. A kiss is a kiss.Duh!!!

Sepasang kekasih sedang dilanda cinta. Tiada waktu terlewati tanpa bercinta lewat kata-kata yang terurai. Selalu dipenuhi dengan cinta dan kerinduan. Berharap waktu akan segera sampai menuju waktu untuk berjumpa yang sekian lama tak juga kunjung tiba. Seolah sedang diuji seberapa besar dan seberapa kuat cinta yang dimiliki. Mungkinkah semua itu bukan hanya sekedar mimpi?!

Jejak terus dibuat agar tak pernah dilupakan.. Ragu dan cemas terus dihilangkan agar tak ada lagi prasangka dan praduga. Keyakinan pun terus ditambah agar semuanya bisa terwujud. Usaha terus dilakukan agar pertemuan segera terlaksana meski hanya untuk sebuah kecupan di kening.

Waktu pun terus berjalan dan masanya pun tiba. Jantung berdegup dengan sangat kencang berharap-harap cemas. Bibir pun terus digigit untuk menyadarkan diri bahwa semua ini bukanlah mimpi. Gelisah menanti detik dan saat itu. Apakah yang akan terjadi?!

”Hai, ini abang!”

”Abang!”

”Akhirnya….”

“Akhirnya….”

Hmmm….

Peluk penuh kehangatan melepas semua kerinduan. Menyatukan dan memadukan dua hati yang bertemu untuk satu cinta. Eraaattt sekali!!! Aaaaaahhhhh!!!

Ujung jemari pun tak kuasa untuk menahan tak menyentuh wajahnya. Alisnya yang beriring. Matanya yang sayu dan lelah. Hidungnya, pipinya, dagunya. Merekam semua lekuk permukaan keindahan pesona wajahnya selalu ada di dalam ingatan. Tak lagi hanya sekedar memori atas selembar gambar saja atau bayangan di layar.

Kecupan yang dinantikan dan dimimpikan selama ini pun akhirnya bisa juga terwujud. Hilang semua rasa penasaran dan keraguan itu. Semuanya sudah terbukti dengan jelas bahwa memang cinta itu ada. Tatapan mata dan semua sentuhan itu tak bisa dipungkiri. Yang tinggal kemudian hanyalah keinginan untuk bisa selalu bersama. Selalu bercinta dengan penuh cinta. Duh!!!

”Senangya hati abang ini.”

”Saya juga senang banget kita akhirnya bisa berjumpa.”

”Saya cinta kamu.”

”Saya juga cinta.”

Ooohhhhh....

Tidak semudah itu untuk bisa terus bersama. Proses dalam perjalanan bercinta terus berlanjut. Pertemuan sudah terjadi namun perpisahan juga masih harus terjadi. Harapan untuk terus ada pertemuan berkiut-berikutnya masih juga berlanjut. Mimpi itu masih belum sepenuhnya menjadi nyata. Hanya waktu yang bisa bicara.

Kenangan atas kecupan manis itu tak akan pernah hilang. Kecupan itu selalu ada di sana meski sudah dibasuh air dan dibersihkan dengan segala macam jenis sabun sekalipun. Tidak akan pernah hilang dan akan selalu ada di sana. Selamanya.

Kita seringkali bermimpi dan berkhayal tentang sebuah ciuman. Ciuman liar yang penuh dengan hasrat dan gelora. French Kiss!!! Wow!!! Heboh!!! Dahsyat!!! Membayangkannyasaja bisa keluar keringat, apalagi kalau merasakannya langsung. Bibir yang indah saat tersenyum sepertinya luar biasa rasanya bila dicium. Ayo?!

Bohong juga bila tidak menginginkan untuk bisa menikmatinya. Siapa, sih, yang nggak suka?! Meski terkadang suka risih dengan ”basah” seputar bibir yang seringkali membuat tidak nyaman, tetap saja mau lagi dan lagi. Susah untuk bisa berhenti dan menghentikannya. Malah biasanya lanjut ke tahap yang berikutnya, kan?! Namanya juga hidangan pembuka. Kalau hidangan utamanya belum tersaji, rasanya ada yang kurang. Apalagi kalau ada hidangan penutupnya. Ehm!!! Makin nggak mau berhenti, deh!!!

Sebenarnya, soba kita pikirkan lagi. Mana yang rasanya lebih merasuk ke dalam hati, kecupan manis atau ciuman panas?! Yang mana yang lebih tak terlupakan?! Meskipun tidak selalu harus kecupan di bibir, tetapi, kok, dalam banget, ya?! Membekas banget di dalam ingatan!!! Ya, kan?!

Seandainya saja semua mau mengingat kecupan manis terindah saat pertama itu, rasa cinta itu pasti akan selalu ada dan ada selalu. Meski mungkin harus ada sedih dan luka namun tetap saja indah. Mana ada kecupan seperti itu terjadi saat suasana hati tidak dalam senang dan gembira?! Mengingatnya tetap saja akan selalu membuat ada senyum di dalam hati.

Duh!!! Tidak mampu lagi, nih, menulis lebih panjang lagi. Ingin menikmati dulu indahnya kenangan saat kecupan manis pertama itu. Sambil dengar lagu-lagu romantis Michael Buble enak kali, ya?! “I’ll be seeing you in your familiar kisses… I’ll find you in every morning sun…. I’ll be seeing you... I’ll think of you….” Hmmm….

Selamat menikmati!!!

Salam Kompasiana,

Mariska Lubis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun