Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta Lama Bersemi Kembali

9 Maret 2010   00:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:32 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_88485" align="alignleft" width="300" caption="Haruskah cinta berakhir seperti ini? Illustrasi: Googgle"][/caption]

CINTA itu ada 23 tahun yang lalu namun rasa tidak pernah terungkap. Saat keduanya sudah memiliki kehidupan masing-masing, pertemuan menjadi sebuah kenangan. Ungkapan rasa cinta itu pun akhirnya ditumpahkan.

Saya jadi teringat sebuah lagu yang dimainkan oleh Maxim. Judulnya, “Somewhere In Time”. Mengenang saat dan waktu itu. Romantis banget!!! Jadi hanyut, nih!!! Hmmm….

Seorang teman lama sewaktu kuliah bertemu kembali juga dengan saya. Setelah beberapa lama kami saling menyapa lewat chat, saya tidak menyangka kalau dia kemudian mengatakan bahwa dia memiliki rasa itu untuk saya. Hanya saja waktu itu dia tidak berani berterus terang karena malu dan takut.

Dari dulu saya sangat mengagumimu. Saya jatuh cinta denganmu. Kamu sangat cantik, sangat pintar, dan sangat mudah bergaul. Namun sayang waktu itu saya tidak memiliki keberanian. Saya sudah takut duluan melihat pria-pria lain yang ada selalu ada mendampingimu dan selalu ada untuk kamu. Kapanpun dan dimanapun kamu berada, kamu tidak pernah tidak ada yang tidak mau menemani. Mereka semua seperti berebut untuk bisa ada di sampingmu dan mendapatkan cinta serta kasih sayangmu. Dan biarpun kita sudah berpisah lama, saya masih sering mencarimu. Begitu saya melihatmu ada di FB, saya senang sekali. Saya bisa melihat kamu lagi, dan paling tidak, sekarang saya bisa mengeluarkan segala rasa yang terpendam itu. Biarpun saya tahu kalau kita tidak akan pernah bersama. Saya tahu kamu tidak pernah mencintai saya.”

Saya sangat terkejut mendengar ungkapan hatinya. Sama sekali tidak pernah terlintas dalam benak saya dia bisa begitu. Kok, bisa, sih?! Mana saya tahu kalau tidak pernah mengungkapkannya?! Mana mungkin juga saya bisa selalu merasakan segala rasa itu?!

Saya sangat menghargai perasaannya tetapi saya memang tidak memiliki rasa yang sama dengannya. Di mata saya dia seorang teman yang sangat baik hati. Matanya yang teduh dan lembut selalu bisa membuat suasana menjadi lebih nyaman. Saya memiliki rasa sayang untuknya namun bukan yang “spesial” itu, sehingga kemudian tidak menjadi masalah. Kami bisa saling mengerti.

Saya berkata padanya, “Maafkan saya yang tidak bisa merasakan perasaanmu. Mungkin karena kita memang bukanlah sepasang kekasih yang ditakdirkan untuk bersama. Saya yakin sekali ada yang lain yang seseorang di luar sana yang adalah cinta sejatimu yang sesungguhnya. Jangan pernah biarkan dia pergi dan hilang hanya karena rasa takut dan malu, ya!

Bagaimana kemudian bila ada yang memiliki rasa yang sama?! Inilah yang terjadi dengan seorang sahabat saya. Segala rasa kekaguman yang dulu pernah ada ternyata terus tersimpan di dalam hati. Baru setelah 23 tahun kemudian, semua rasa itu dikeluarkan. Mereka berdua ternyata sama-sama memiliki rasa yang sama. Sementara sekarang mereka berdua sudah memilki keluarga masing-masing. Apa yang harus dilakukan?! Apa yang akan terjadi?!

Terus terang saya sulit sekali menjawab pertanyaan ini. Di satu sisi, saya sangat mempercayai arti cinta yang sesungguhnya. Saya selalu menginginkan cinta itu ada. Saya juga selalu menginginkan semua untuk selalu mendapatkan cinta sejatinya. Kekasih hatinya. Belahan jiwanya. Namun di sisi lain, saya juga tidak bisa mengabaikan rasa tanggung jawab terhadap mereka yang hinggap di dalam hati dan menjadi bagian dalam kehidupan. Mereka yang terikat dalam sebuah perjanjian dan apalagi bila sudah ada buah hati.

Saya juga tidak bisa menduga apa yang akan terjadi selanjutnya. Semua tergantung kepada pilihan apa yang akan diambil. Sangat dibutuhkan pemikiran yang matang, kejujuran, dan juga keberanian serta sikap yang tegas dalam menentukan pilihan ini. Jiwa yang besar dan kedewasaan serta kematangan juga sangat menentukan. Salah bisa menjadi beban. Benar juga bisa menjadi beban. Biarpun begitu semua masalah selalu ada jalan keluarnya. Yakinlah selalu bahwa Yang Maha Kuasa selalu memberikan yang terbaik.

Sebelum memulai menentukan pilihan, alangkah baiknya bila bertanya dahulu kepada diri sendiri. Apakah arti cinta itu untuk diri kita?! Mengapa kita mencinta dan mengapa kita dicintai?! Untuk apa kita bercinta?! Siapakah cinta kita?! Apa benar itu cinta?! Bila sudah terjawab semuanya dan dijawab dengan sejujur-jujurnya menggunakan jawaban dari hati yang sesungguhnya, maka kemudian baru kita bisa memikirkan yang selanjutnya. Bila tidak terjawab, lebih baik renungkanlah kembali. Bersabar lebih baik daripada tergesa. Hanya waktu yang bisa bicara. Cinta itu selalu ada.

Salam Kompasiana,

Mariska Lubis

Kunjungi  artikelpaling hot!!! di Baca juga 10 Artikel Pilihan Lainnya:

  1. Seni, Seks, dan Revolusi?! Kenapa Tidak?!
  2. Atas Nama Cinta, Saya Hamil dan Dia Dipenjara
  3. Mengintip Malam Pertama Pengantin Turki
  4. Menemukan Tuhan Lewat Seks
  5. Biarkan Payudaraku Tetap Basah!
  6. Duh! 62,7 % Siswi Sudah tak Perawan?
  7. Bugil Massal, Seni Pembangkit Syahwat
  8. 28% Pria Indonesia Ketagihan Nonton Film Porno?
  9. Wow! Orgasme Ratusan Kali Sehari?
  10. Seks “Tiga Rettong” ala ABG Palopo
  11. Indahnya Mengungkap Cinta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun