Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mimpi Penulis Pemimpi

18 Maret 2010   17:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:20 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Capek, letih, dan lelah dengan semua permainan ini justru tanpa disadari telah membuatnya menjadi sangat keras hati dan selalu berontak. Tidak pernah mau menerima fakta dan kenyataan. Terus berlari dan berlari. Semakin lama semakin kencang. Membuatnya terjerumus dalam kelam dan lalu dia pun jatuh.

Tuhan Maha Pengasih dan juga Penyayang. Jatuh membuatnya sadar bahwa permainan harus segera dihentikan. Dia harus berani menjadi dirinya sendiri. Berani juga bertanggungjawab atas apa yang kemudian akan dipilihnya. Dia lalu memilih untuk tetap menjadi penulis dan pemimpi. Tetap bermimpi dan menjadi seorang penulis seperti yang selalu dicita-citakannya. Melepaskan semua gelar dan kedudukan serta kehormatan dan pujian yang pernah diterimanya. Semua faktor resiko diambilnya. Biarpun harus menjadi yang terbuang, tersisihkan, dan tersingkirkan.

Susah dan sangat pahit kehidupan harus dijalaninya. Hinaan, makian, dan penolakan terus saja berlanjut. Bahkan hingga kini semua mimpi yang ditulisnya pun tak pernah dilirik sama sekali oleh mereka yang tidak percaya itu. Bahkan disentuh pun tidak. Hanya dianggap sampah tak berguna dan hanya menghabiskan waktu percuma. Menjadi seseorang yang tiada guna dan tiada arti.

Dia tidak gentar. Dia tahu apa yang diinginkannya. Mimpi bukanlah mimpi. Baginya mimpi adalah nyata. Biarlah semua menilai. Namun nilai yang sebenarnya adalah mutlak. Nilai yang sesungguhnya hanya diberikan oleh-Nya. Untuknya, hidup bukan untuk menilai dan dinilai. Hidup adalah untuk memberikan manfaat bagi kehidupan itu sendiri. Kebahagiaan yang senantiasa abadi.

Perjuangan meneruskan mimpi tidak akan pernah berhenti ataupun dihentikannya biarpun semua ini hanyalah untuk dan demi mimpi. Dia adalah dia. Hidupnya adalah hidupnya. Waktu bisa bicara.

Kisah ini bukanlah mimpi. Ini adalah nyata senyata-nyatanya. Penulis ini ada dan selalu ada di antara kita semua. Jangan pernah bertanya siapakah dia juga. Dia adalah dia.

Dia ingin mimpi itu terus ada dan selalu ada. Hanya dengan cinta semua itu bisa terus ada. Janganlah pernah menghentikan mimpi. Hidup hanyalah sebuah proses ke mana kita menuju. Jangan pernah takut. Hadapi dan nikmatilah semuanya.

Bagi mereka yang tidak percaya dengan mimpi, hiduplah dengan hidup kalian sendiri. Kenapa harus takut dengan mimpi para pemimpi?! Bukankah kalian sendiri pun memiliki mimpi?! Kami memang bukan kalian tapi kalian juga bukanlah kami meskipun kita adalah sama. Jangan pernah memaksa kami untuk menjadi kalian karena kami pun tidak mau menjadikan kalian seperti kami. Hidup adalah pilihan Biarlah kami menjadi diri kami sendiri bila memang itu adalah sebuah kejujuran, fakta, dan juga kenyataan. Mimpi tidak akan pernah bisa berhenti.

Semoga kisah tentang mimpi penulis yang penuh dengan mimpi ini bisa menjadikan kita semua sadar bahwa setiap manusia memiliki takdir dan jalannya sendiri. Mereka bukan kita yang memilikinya. Kita pun bukan yang mereka miliki.

Salam Kompasiana,

Mariska Lubis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun