Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapakah Emas Paling Berkilau Itu?!

16 Juli 2010   00:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:50 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Golden Flower by Deborah Wright Illustrasi: fineartamerica.com/featured Di manakah emas paling berkilau itu?! Adakah dia?! Kenapa sulit sekali untuk mendapatkannya?! Kenapa dia tidak ada juga sementara semua sudah membutuhkannya?! Tidakkah ada sedikit pun keinginan untuk membuat kehidupan menjadi lebih baik?! Sudah terlalu letih dan capek?! Sudah tidak memiliki daya dan upaya?! Ke manakah semua mimpi itu?!

Seseorang yang penuh dengan cinta dan sangat saya cintai pernah berkata berkata kepada saya bahwa dia ingin sekali bisa berbuat banyak bagi bangsa dan negaranya. Dia ingin sekali bisa melihat negeri yang sangat dicintainya ini menjadi lebih baik, lebih aman, dan sejahtera. Tidak perlu lagi ada susah dan tidak perlu lagi ada kekerasan dan peperangan. Dia menginginkan selalu ada kedamaian dan kebahagiaan yang senantiasa.

Berdasarkan pengalaman hidupnya, dia juga berpikir dan merasa bahwa ada banyak hal lain yang harus dimilikinya untuk bisa mewujudkan semua mimpi, cita-cita dan harapannya itu. Dia merasa memiliki banyak kekurangan yang dianggapnya tak layak dan tak melebihi yang lain. Dia merasa terlalu biasa untuk dianggap luar biasa dan menjadi luar biasa. Di lain sisi dia pun merasa tak memiliki cukup materi untuk menunjang semua itu. Untuk kehidupannya sendiri pun masih sulit, bagaimana mungkin dia bisa membantu yang lain?! Dia juga merasa kekurangannya itu hanya akan menjadi beban dan akan membuat susah yang lainnya. Dia tidak ingin membuat yang lain susah karena dirinya.

Dia memang bukan orang yang pandai bercerita dan mengungkapkan semua rasa dan pikiran yang ada di dalam dirinya. Dia memilih jalan yang sunyi untuk bisa merasa nyaman dan menemukan kedamaian. Hanya di jalan ini dia bisa menangis dan berkeluh kesah serta meluapkan semua rasa yang ada. Melepaskannya dan kemudian bisa berserah diri.

Saya pun lalu teringat dengan sebuah cerita yang juga diceritakan oleh seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih sayang. Dia bercerita tentang seorang pria yang ingin sekali bisa berbuat banyak untuk kehidupan. Dia penuh dengan mimpi dan juga cita-cita. Banyak sekali ide dan juga inspirasi yang ada di dalam benaknya yang tentunya sangat bermanfaat bagi semua. Sayangnya, dia merasa bahwa itu semua tidak cukup. Di dalam berusaha, dia memerlukan modal dalam bentuk materi yang dipikirnya merupakan modal utama untuk bisa mewujudkan semuanya itu.

Pada suatu hari, dia pergi berjalan ke hutan dan bertemu dengan seorang ibu yang sedang memikul kayu bakar. Kayu bakarnya bukan sembarang kayu namun kayu bakar itu semuanya terbuat dari emas. Segeralah dia bertanya dari mana ibu itu mendapatkannya. Ibu itu pun bercerita bahwa dia bertemu dengan seorang petapa suci di dalam hutan yang mengubah semua kayu bakarnya menjadi emas.

Tanpa berpikir dua kali, pria ini segera masuk ke hutan dan mencari petapa suci. Petapa suci sudah mengetahui apa yang diinginkan pria itu. Ditanyalah dia, “Apakah dirimu menginkan batu menjadi emas atau dirimu menginginkan emas yang lain?” Batu menjadi emas tentunya akan membantu sekali. Bisa menjadi modal untuk dia bisa meyujudkan segala impiannya. Diberikanlah dia batu emas itu dan diapun segera pergi keluar hutan.

Di dalam perjalanan, dia pun berpikir, bila batu ini bisa menjadi emas, alangkah menyenangkannya bila bisa membuat semua batu menjadi emas. Kembalilah dia lepada petapa suci dan memohon petunjuk untuk bisa membuat batu menjadi emas. Petapa suci tersenyum dan memberikannya petunjuk. Dia diminta untuk berada di dalam sunyi dan hening untuk mempelajari semuanya.

Hingga kemudian pada masa dan waktunya tiba. Dia pun terbangun dari kesunyian dan keheningannya. Dia baru menyadari bahwa selama ini dia telah salah. Modal yang dibutuhkannya memang berupa emas namun yang menjadi emas itu adalah dirinya sendiri. Dia adalah emas. Dia juga adalah emas yang bisa menjadikan banyak emas lainnya berkilau agar dunia ini menjadi lebih baik lagi. Lebih indah dan selalu dipenuhi dengan cinta.

Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mencari tahu dan mengenal segala kelebihan dan kekurangan itu adalah sangat baik namun bila kemudian hanya kekurangannya saja yang lebih diperhatikan, lalu ke mana kelebihannya itu?! Kekurangan menjadi keterbatasan bila tidak memanfaatkan kelebihan itu secara maksimal. Bahkan justru menutup semua kelebihan dan membuat kekurangan menjadi lebih nyata.

Kenapa kekurangan harus menjadi penghalang untuk meraih mimpi dan harapan? Kenapa kekurangan harus menjadi kabut dan awal tebal dalam menggapai semua cita-cita dan juga keinginan?! Kenapa tidak menggunakan dan memanfaatkan semua kelebihan yang dimiliki untuk mengimbanginya?!

Yang sebaiknya dipertanyakan adalah kenapa harus takut keluar dari zona nyaman meski merasa sudah mengenal diri sendiri?! Apa yang harus ditakutkan?! Apa benar karena takut menyakiti yang lain atau takut menyakiti diri sendiri?! Takut menerima fakta dan kenyataan bahwa dalam semua perubahan dibutuhkan proses dan perjuangan sehingga semua itu tidaklah mudah?! Wajarlah bila kemudian menjadi tidak lagi memiliki tujuan dan tidak lagi ingin melakukan apapun juga selain hanya berdoa sementara hanya dengan berdoa dan berusaha semua bisamenjadi lebih indah.

Bila memang memiliki cinta, kenapa juga harus takut untuk memberikan cinta?! Kenapa juga harus takut menerima cinta?! Bukankah segala kekurangan dan kelebihan itu membuat seseorang menjadi utuh?! Bukankah itu semua yang membuat manusia menjadi saling membutuhkan satu dengan yang lainnya?! Bukankah itu yang membuat manusia harus saling membantu dan saling menolong juga saling mendorong serta mengisi. Bukankah itu juga yang menjadi sabda dari cinta sejati?!

Setiap manusia adalah emas bila memang kita mau menjadikannya emas. Emas itu pun sudah ada di dalam setiap manusia, kita hanya perlu mengasahnya agar bisa berkilau dengan sedemikian indahnya. Membantu membuat yang lain menjadi emas-emas yang juga berkilau. Mendorong yang lain agar bisa menjadi emas yang paling berkilau. Sebab harta terbesar yang diberikan oleh-Nya kepada kita adalah diri kita sendiri. Kita adalah emas yang paling berharga yang bisa menjadikan kehidupan ini menjadi lebih baik. Bukankah begitu?!

Semua ini adalah pilihan dan tidak ada satu pun yang bisa mengubah yang lain selain diri sendiri. Damai itu pun ada di dalam diri masing-masing namun kebahagiaan yang selalu dicari ada pada saat kita bisa memberi. Selalu bersyukur atas segala rahmat dan anugerah yang telah diberikan oleh-Nya dengan memberikan semua yang terbaik dengan penuh cinta kepada kehidupan ini untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya sesungguhnya adalah yang menjadikan kita bisa senantiasa mersa bahagia. Toh, semua yang terbaik adalah yang diberikan olehnya bukan?!

Jadilah emas yang paling berkilau dan jadikanlah yang lain itu emas yang lebih berkilau. Kekurangan bukanlah kekurangan namun kekurangan adalah kelebihan dari emas itu sendiri.

Semoga bermanfaat!!!

Salam Kompasiana,

Mariska Lubis

Catatan: Selamat ulang tahun sahabatku tercinta, Desiree. Love U and May God Bless U always dear!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun