semoga bisa dipahami… terima kasih atas masukannya…
wida nafis : @ Mbak Mariska yang budiman,
Terimakasih sebelumnya atas klarifikasinya, sebelumnya kami ingin mendedah terlebih dahulu tentang “Ada”, “Keberadaan”, atau “eksistensi” ini.
Mendedah “Keberadaan” ini sebelumnya harus kita dudukkan pd porsi Ontologi, sebab pembicaraan tentang posisi “Keberadaan” memang pembahasan diranah Ontologi sebab erat kaitannya dengan kaidah Kausalita (ini sebabnya kita tidak bisa menerapkan pada unit bilangan angka matematis, sebab antar bilangan itu tidak ada kaitan kausalita, diakhir akan kami jelaskan alasannya). Hal ini tentu berbeda dengan ranah Logika.
Logika bahasannya adalah pembahasan mengenai Nilai Kebenaran, sedangkan Ontologi adalah pembahasan mengenai Posisi Keberadaan. Logika hanya membahas hal-hal atau obyek-obyek yang secara ontologis memang sederajat. Hal-hal atau obyek-obyek yang secara ontologis tidak sederajat, harus dikaji dulu posisi ontologisnya, baru kemudian dikaji nilai kebenarannya dengan penempatan posisi yang sesuai.
Kembali pada posisi “Keberadaan” dalam bahasan Ontologi. Posisi “Keberadaan” secara Ontologis terbagi dalam dua jenjang: 1. Jenjang keberadaan REAL 2. Jenjang keberadaan IMAJINER
Yang berada dalam Jenjang Real adalah hal-hal/entitas-entitas yang memang NYATA di LUAR PIKIRAN (Dunia Kongkret).
Sedangkan yang berada dalam Jenjang Imajiner adalah hal-hal/bayangan-bayangan yang TIDAK NYATA di LUAR PIKIRAN (Dunia Konseptual/Alam Abstrak/Fakultas Mental).
Dalam Jenjang Real, ada dua derajat keberadaan: 1.a. Eksistensi INDEPENDEN/SUBSTANSI 1.b. Eksistensi DEPENDEN/ATRIBUT
Kedua Eksistensi ini bisa dibayangkan dan bisa ada di luar fikiran. Yang pertama menyandang atribut, sedang yang kedua itu disandang.
Sedangkan dalam Jenjang Imajiner, ada dua derajat juga: 2.a. Abstraksi DIMENSIONAL/RELASIONAL 2.b. Abstraksi KETIADAAN/KEMUSTAHILAN