Mohon tunggu...
Mariska Lubis
Mariska Lubis Mohon Tunggu... -

Baru saja menyelesaikan buku "Wahai Pemimpin Bangsa!! Belajar Dari Seks, Dong!!!" yang diterbitkan oleh Grasindo (Gramedia Group). Twitter: http://twitter.com/MariskaLbs dan http://twitter.com/art140k juga @the360love bersama Durex blog lainnya: http://bilikml.wordpress.com dan mariskalubis.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Cinta Sebatas Mata Memandang

2 Februari 2010   18:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:07 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_66984" align="alignleft" width="266" caption="My horizon Illustrasi: Google "][/caption] Hanya bisa duduk terdiam dan merenung. Menatap langit dan juga hamparan samudera. Tidak bisa disentuh ataupun diraba. Hanya bisa dinikmati dalam setiap tarikan dan hembusan nafas yang sangat panjang. Dia begitu jauh namun terasa begitu dekat. Angin yang sedang berhembus pun terasa sedang membelai pipi dengan sangat lembutnya. Banyak yang datang dan bertanya bagaimana bisa mempertahankan sebuah hubungan cinta bila jarak yang sangat jauh memisahkan. Tidak pernah pula tahu jalan akan berakhir. Kapan hati akan menangis. Kapan cinta akan terbaring. Hanya waktu yang bisa bicara. Hanya waktu. "Rindu." "Saya juga rindu." "Sangat rindu." "Teramat sangat rindu." Lelahkan akan semua kerinduan itu? Saya hanya bisa bilang semoga saja tidak. Rindu itu terlalu indah untuk menjadi lelah. Biarpun air mata kerinduan itu pun sudah habis mengering. Tidak akan pernah ada kata lelah untuk merindukan dan dirindukan. "Saya sangat mencintaimu." "Saya juga sangat mencintaimu." Apakah cinta dapat menjadi sebuah jaminan? Saya tentu saja akan menjawab ya. Apalagi yang bisa menjadi jaminan selain cinta yang sepenuh hati. Tidak ada lagi jaminan yang lain selain cinta. Cinta yang murni adanya. Tanpa syarat pula!!! Seseorang pernah memberikan sebuah titipan kepada saya, "Jika langit bersatu dengan laut dalam pandangan maka kita bersatu dalam cinta. Batas pandang menjadi sebab bersatunya langit dan laut dan rasa cinta sebagai penyebab kita terhubung." Jujur, saya langsung mau pingsan mendapatkan titipan ini. Indah sekali. Jadi langsung pergi keluar dan menatap cakrawala, deh!!! Biarpun hujan turun dengan derasnya dan matahari pun sudah kembali ke peraduannya, dan jauh dari laut, tetap saja saya ingin melihat keindahannya. Membayangkan mata-mata yang sedang memandang langit dan bercinta di dalam sana. Aduuhhh!!! Gimana gitu rasanya!!! Apalagi kemudian, rintik-rintik hujan itu adalah buah keringat dari pelukan malam yang mendayu-dayu. Makin pingsan, deh!!! Susah sekali memang mempertahankan hubungan tali cinta jarak jauh. Godaannya banyak banget, ya?! Apalagi kalau ada unsur masih kurang "sreg" dan kurang percaya. Repot sekali!!! Kepala bisa jadi kaki, kaki bisa jadi kepala. Capek banget!!! Wajar kalau banyak sekali anak bangsa ini yang jadinya suka lupa sama negara sendiri. Sudah tergoda dan merasa lebih nyaman dengan negara lain. Jadi saja berubah banget. Terkadang suka lebih heboh pula!!! Sedih sekali!!! Jangan, ya!!! Selalulah ingat bahwa kejujuran sangatlah penting.Tanyakan pada hati sendiri karena hati tidak akan pernah bohong. Cinta yang datang dari dalam hati akan selalu bisa mengalahkan segalanya. Biarpun cinta itu hanya sebatas mata memandang. Semoga bermanfaat!!! Salam Kompasiana, Mariska Lubis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun