KEARIFAN EKOLOGI DALAM TRADISI UNJUNGAN BUYUT DI DESA TUGU KIDUL KABUPATEN INDRAMAYU
  Indonesia adalah negara dengan beragam budaya dan kearifan lokal. Menurut Sedyawati 2014:7, jumlah kearifan budaya asli di seluruh Indonesia mencapai 500. Pemerintah Indonesia mengatur kearifan tradisional.Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup Nomor XXXII Tahun MMIX menjelaskan bahwa kearifan adat merupakan nilai luhur yang dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat, termasuk menjaga dan mengelola lingkungan hidup secara berkelanjutan. Selama kelompok sosial tersebut tetap berfungsi, maka berbagai tradisi dan sistem kepercayaan akan tetap ada, meskipun kelompok di luar masyarakat dianggap tidak berfungsi.
  Kultur sering kali berfungsi serupa dengan organisme. Kearifan lokal dimiliki oleh kelompok masyarakat tertentu karena identitasnya bersumber dari nilai-nilai budaya, perilaku dan perilaku terhadap lingkungan alam dan sosial. Identitas yang bersumber dari nilai-nilai budaya kelompok masyarakat tersebut diharapkan dapat memperkuat jati diri mereka sebagai bangsa Indonesia dan mampu bertahan dalam derasnya arus globalisasi.
  Indramayu menjadi salah satu daerah yang masyarakatnya berbahasa Jawa. Sebagian besar Masyarakat  Indramayu berprofesi sebagai petani dan menggantungkan hidupnya langsung pada hasil pertanian. Selain itu, Indramayu mempunyai potensi budaya yang cukup besar sebagai sumber daya alam daratan, dengan lahan pertanian di atasnya dan cadangan minyak dan gas di bawahnya. DesaTugu kidul Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu baru saja menggelar hari pertama  kegiatan Unjungan Mbah Buyut Tasem pada hari Minggu, 12 November 2023 dan akan di isi dengan berbagai macam  hiburan .
 Acara akan berlangsung sampai malam selasa, 13 november 2023. Terlihat masyarakat Desa Tugu kidul memadati jalan-jalan sepanjang Desa Tugu kidul. hal ini melambangkan bahwa di desa tugu kidul ,khususnya blok buyut tasem masih tetap mempererat jalin silaturahim antara masyarakat dengan adat istiadat yang sudah turun temurun, dan jangan sampai dihilangkan. Acara ini merupakan acara adat istiadat masyarakat Desa tugu kidul  blok buyut tasem (btm) yang di gelar setiap tahun untuk mengenang jasa-jasa pendahulu. Tentunya ini merupakan kebanggaan, sebuah kekayaan budaya bangsa dan dari NU (Nahdlatul Ulama) menyikapinya dengan kearifan lokal.
  Di mulai dari hari pertama acara unjungan buyut di isi dengan arak arakan kuda depok Andi Putra one, dan di iringi dengan kuda ronggeng dan di lanjut organ dari Team Oiyes sampe malam hari. Kumudian hari kedua di lanjut dengan pementasan sandiwara Panca Indra dari pagi hari sampai dini hari ,pada saat sore hari sekitar jam 20.00 warga masyarakat blok Buyut tasem berbondong bondong keliling desa dengan membawa motor dan menghidupkan klakson, yg bertujuan untuk menjemput warga dari blok (gang) sebelah untuk temoh. sebelum acara  di mulai ,biasanya di tandai dengan suara petasan untuk menandakan bahwa sandiwara akan di mulai . Dan di pertengahan acara di adakan acara temohan yg di hadirkan pengantin jadi jadian di atas panggung, dan para warga langsung baris (mengantri) untuk   meletakan uang ke tempat yg sudah di siapkan oleh panitia. Tradisi ini di laksanakan  setiap tahun  dan untuk biayanya  dari hasil patungan masyarakat sekitar. Tujuannya adalah untuk memeriahkan acara Unjungan di Mbah Buyut Tasem  ini sekaligus juga untuk mempertahankan tradisi-tradisi adat budaya bangsa yang bernilai untuk kita lestarikan dengan baik. Dengan adanya acara Unjungan ini di harapkan dapat mempererat tali silaturahmi antar masyarakat satu sama lain di Desa tugu kidul khususnya  blok buyut tasem umumnya dan Alhamdulillah berjalan dengan baik.
Kesimpulan:
Indonesia merupakan negara dengan beragam budaya dan kearifan lokal. Pemerintah Indonesia mengatur kearifan tradisional. Tentu saja hal ini menjadi sebuah kebanggaan, kekayaan budaya bangsa dan NU (Nahdlatul Ulama) menyikapinya dengan kearifan lokal. Seperti contoh budaya yg masih di terapkan oleh sebagian besar masyarakat indramayu yaitu mengadakan unjungan buyut setiap tahunnya.
Referensi:
https://media.neliti.com/media/publications/291749
https://jabar.tribunnews.com/2023/10/03/
https://journal.untar.ac.id/index.php/jstupa/article/download/12479/9126
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H