Sampah plastik merupakan permasalahan serius yang terjadi di seluruh negara di dunia saat ini, karena sifatnya yang sangat sulit untuk terurai secara alami. Kegiatan yang dimulai dari sosialisasi tentang pentingnya mengelolah sampah plastik dengan bijak, dan menanamkan kesadaran masyarakat tentang kebersihan dan kesehatan lingkungan. Hal ini tidak lepas dari perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.
  Produksi sampah plastik saat ini sudah tidak terbendung lagi. Masyarakat semakin sulit terlepas dari penggunaan plastik. Hal tersebut tentu saja berdampak pada tercemarnya lingkungan karena limbah plastik yang menumpuk dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk terurai secara alami. Terlebih lagi karena penggunaan plastik hampir tidak bisa dikendalikan. Plastik juga menjadikan suhu udara menjadi lebih panas dari ke hari, karena sifat polimernya yang tidak berpori. Pada saat ini, sebagian besar produk yang diproduksi tanpa memikirkan ke mana mereka akan pergi ketika dikonsumsi.
Persoalan sampah di perkotaan menjadi masalah yang cukup pelik. Laju jumlah timbulan sampah menjadi sangat cepat meningkat seiring dengan jumlah penduduk kota yang bertambah semakin cepat. Mencegah terjadinya sampah seharusnya menjadi hal yang paling mudah dalam pengelolaan sampah, namun hal tersebut menjadi sulit dilakukan karena perilaku kaum urban cenderung untuk banyak menimbulkan sampah dengan pola konsumsi yang serba instan. Sementara itu, tidak ada satupun metode yang dapat menyelesaikan masalah sampah ini secara tuntas apabila dilakukan secara tersendiri.
contoh dari dampak sampah plastik yaitu di laut indonesia:
Sampah plastik di laut Indonesia merupakan masalah lingkungan yang serius. Berikut beberapa fakta dan dampaknya:
Fakta Sampah Plastik di Laut Indonesia
1. Indonesia merupakan negara kedua terbesar penghasil sampah plastik laut setelah Cina (sekitar 1,3 juta ton/tahun).
2. 60% sampah plastik di laut Indonesia berasal dari daratan.
3. Jawa, Sumatera, dan Kalimantan merupakan provinsi dengan jumlah sampah plastik laut terbesar.
4. Sampah plastik di laut Indonesia mencapai 3,2 juta ton/tahun (data 2020).
Dampak Sampah Plastik di Laut Indonesia
1. Pencemaran air laut dan pantai.
2. Kerusakan ekosistem laut dan habitat hewan.
3. Pembunuh hewan laut (terkait, terjerat, atau tertelan plastik).
4. Kontaminasi rantai makanan.
5. Perubahan iklim dan peningkatan emisi gas rumah kaca.
6. Kerugian ekonomi bagi industri perikanan dan pariwisata.
Jenis Sampah Plastik di Laut Indonesia
1. Mikroplastik (<5 mm).
2. Makroplastik (>5 mm).
3. Sampah plastik dari industri (botol, tas, dll.).
4. Sampah plastik dari kegiatan laut (peralatan penangkapan ikan, dll.).
Dalam pengelolaannya ada metode 3R yaitu:
1.Reduce
  Mengurangi segala sesuatu yang dapat menyebabkan sampah, seperti penggunaan produk berbahan plastik. Contohnya, membawa tas belanja sendiri dan menghindari penggunaan tas kresek.Â
2.Reuse
  Menggunakan kembali sampah yang masih bisa digunakan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Contohnya, menggunakan botol bekas air minum sebagai pot tanaman kecil.Â
3.Recycle
  Mengolah kembali sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Contohnya, memilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.Â
Penerapan prinsip 3R dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan diri sendiri, seperti: Mengurangi pencemaran lingkungan, Menghemat sumber daya alam, Hemat biaya, Menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.Â
Reuse, Reduce dan Recycle (3R) adalah perilaku pengelolaan sampah menjadi bahan bernilai yang dapat meningkatkan manfaat ekonomis masyarakat dan mengurangi kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap pemanasan global. Konsep 3 R ini sering dijadikan solusi untuk memperbaiki lingkungan yang memiliki masalah dalam pengelolaan sampah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H