Mohon tunggu...
Maris arifatullaely
Maris arifatullaely Mohon Tunggu... Freelancer - Maris al

Tersenyumlah maka akn bahagia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pesantren sebagai Sub Culture Islam Nusantara

13 Mei 2020   21:26 Diperbarui: 14 Mei 2020   19:58 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PESANTREN SEBAGAI SUB CULTURE ISLAM NUSANTARA

A.  Pengertian Pesantren
Menurut KBBI pesantren merupakan tempat santri. Lembaga pendidikan dan pengajaran agama yang umumnya non klasikal dimana Kyai mengajarkan ilmu-ilmu nya berdasarkan kitab-kitab dan para santri bertempat tinggal di pondok atau asrama pada pesantren tersebut.


B.  Asal-Usul Pesantrean
Pesantren bermula pada seorang santri yang ingin belajar agama kepada Kyai, dengan lambat laun semakin banyak dan bertambah jumlah santri yang ingin belajar kepadanya. Maka Kyai tersebut mempunyai inisiatif untuk membangun pondok di sebelah rumah nya. Karena Kyai memikirkan tempat tinggal untuk para santri agar dapat memantau santri tersebut dapat mengamalkan ilmunya sesuai dengan syariat islam. Keberadaan pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar baik bagi kemajuan islam dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Pondok pesantren merupakan karya momental dan hasil ikhtiar dari para ulama yang menyebarkan islam di Nusantara.


C.  Sejarah Perkembangan Pesantren
Perkembangan pondok pesantren pada masa penjajahan Jepang
Jepang mendukung Indonesia untuk mendirikan pesantren. Pemerintahan Jepang seolah-olah membela dan menguntunhkan kepentingan islam dan pesantren. Ternyata setelah dialaimi yang dilakukan oleh Jepang hanya kamuflase belaka, sikap dan kepedulian Jepang terhadap Islam ternyata hanya siasat strategi dan muslihat untuk memnafaatkan kekuatan islam dan nasionalis ynag dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Maka dari itu jepang berusaha untuk menarik banyak simpati dari kalangan islam dengan membuat dan menerapkan kebijakan-kebijakan baru. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain:

1. Menarik simpati islam dengan membuka KUA
2. Para pemerintah Jepang sering berkunjung untuk membantu pondok pesantren yang besar
3. Pemerintahan jepang juga memasukan pelajaran budi pekerti yang isisnya identik dengan ajaran agama pada sekolah negeri
4. Pemerintah jepang juga memberikan ijin kepada umat islam untuk meneruskan organisasi persatuan uyang disebut majelis islam ala Indonesia atau MIAI yang bersifat kemasyarakatan.

Kebijakan-kebijakan tersebut dapat memberikan ruang gerak untuk Indonesia dalam mengembangkan pesantren dan pendidikan madrasah. Setelah mendapat tekanan dari sekutu karena ingin menguasai Indonesia justru jpang berubah drastic. Jepang berubah menjadi sewenang-wenang dan lebih kejam, seperti segala bentuk pembelajaran diberhentikan dan diganti dengan kegiatan baris berbaris untuk membantu Jepang melawan sekutu.  


D.  Perkembangan  pesantren Pasca kemerdekaan
Setelah Indonesia mendeka dari penjajahan jepang dan belanda pemimpin bangsa Indonesia memulihkan kembali dan berusaha mengembangkan  pendidkan di Indonesia sesuai dengan kebuadayaan asli bangsa Indonesia. Pondok pesantren yang pada masa penjajahan kurang mendapatkan kebebasan dan mengembangkan misinya mulai bermunculan dan berusaha bebrbenah diri untuk meningkatkan daya saing bersama lembaga-lembaga yang lain. 

Pada awal kemerdekan sampai decade kedua pondok pesantren tetap menempatkan diri sebagia alternative dari sistem pendidikan seperti sekolah. Ketika pemerintah menawarkan sistem madrasah diterapkan dalam pesantren, sikap yang muncul yaitu sikap curiga dan bertanya-tanya. Kebnyakn pesantren menganggap bahwa sisitem sekolah adalah warisan kaum kafir colonial.


E.  Tujuan pesantren
Tujuan dari pondok pesantren dibagi 2,antara lain:
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari pondok pesantren yaitu membina warga Negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada segi kehidupan serta menjadikan sebagian orang yang berguna bagi kehidupan agama masyarakat dan Negara.

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus antara lain:
- Mendidik siswa atau santri anggota masyarakat untuk menjadi anggita muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memliki kecerdasan, keterampilan, dan sehat lahir  batin berdasarkan pancasila
- Mendidik siswa atau santri untuk menjadikan manusia selaku kader-kader ulama dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, dan teguh dalam menjalankan syariat islam secara utuh dan dinamis
- Mendidik siswa atau santri untuk memperoleh kepribadian  dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat membangun dirinya dan bertanggung jawab kepada pembangunan bangsa dan Negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun