Mohon tunggu...
Marisa Putri Andriani
Marisa Putri Andriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Psikologi yang memiliki minat dalam penelitian ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Self Acceptance: Strategi Taylor Swift dalam Menghadapi Anorexia Nervosa

27 Juni 2024   20:45 Diperbarui: 27 Juni 2024   20:48 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Stockford et al., (2018) memaparkan ada beberapa strategi penerimaan diri yang dapat dilakukan oleh penderita anorexia nervosa, yaitu  sebagai berikut :

(1) Individu untuk mendapatkan kembali identitas lamanya dapat menggunakan metafora permusahan, seperti “anorexia adalah pencuri, ia mencuri kepercayaan diri saya, impian saya, kehidupan yang menyenenangkan dan normal. Saya ingin meminta kembali apa yang telah dicuri oleh anorexia dari saya, kembalikan sifat-sifat yang telah dicuri dari saya, saya harus mengambil kembali nyawaku yang telah dicurinya.”

(2) Dalam proses penerimaan diri, seorang individu tersebut harus sadar terhadap aspek mengenai diri mereka sendiri yang sebelumnya belum mereka ketahui seperti siapa dirinya, apa yang ia butuhkan, apa yang ia percaya, ia sukai, pilihan dirinya sendiri bukan berdasarkan ekspetasi orang lain terhadap dirinya sendiri.

(3) Individu harus secara aktif meminta bantuan dan mulai untuk mempercayai orang lain

(4) Hubungan yang bermakna, di mana seorang individu tersebut harus memiliki hubungan yang baik dengan pasangannya, keluarga, teman, bahkan terapis, hal ini akan membantu individu itu untuk berjuang dalam memulihkan dirinya dari gangguan anorexia nervosa

(5) Individu belajar untuk mengembangkan keterampilan dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan, serta bersikap asertif dalam hubungan, seperti “ketika saya mengatasi rasa takut saya untuk berbicara, mengatakan ‘tidak’ dan menentang keluarga saya, saya menjadi lebih kuat dan mengatasi anorexia, meninggalkan rumah dan orang tua saya untuk berada jauh sementara waktu, ini penting untuk kesembuhan saya.”

(6) Individu dapat merestrukturisasi hubungan mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan melepaskan diri mereka dari hubungan yang tidak memenuhi kebutuhan mereka, seperti “saya belajar bagaiaman cara merawat saya dan saya belum pernah melakukan itu, saya telah keras kepada diri saya sendiri selama bertahun-tahun, saya belajar untuk tidak menjadi seperti itu, saya akan merawat diri saya sendiri, mengasuh diri saya, dan saya akan mempelajarinya. Beberapa orang akan menyebut hal ini sesuatu yang egois, tapi saya menyebutnya ini dengan perawatan diri.”

(7) Individu dapat mulai merekonseptualisasi mengenai penghargaan diri sendiri, nilai pribadi mereka, dan memiliki keyakinan agama seperti “saya percaya bahwa ada kekuatan yang lebih tinggi, lebih kuat dari semuanya, bahkan lebih kuat dari penyakit ini.”

(8) Langkah terakhir, individu tersebut dapat mengembangkan kapasitas untuk bersikap baik dan penuh kasih sayang terhadap diri mereka sendiri sambil menerima ketidaksempurnaan yang ada pada diri mereka sendiri.

            Kasus anorexia nervosa menjadi perhatian bagi dunia karena gangguan ini memiliki tingkat bunuh diri tertinggi dibandikan gangguan makan lainnya. Dengan standar kecantikan yang menuntut perempuan untuk menjadi sempurna menjadi faktor yang mendukung terjadinya kenaikan prevalensi yang semakin tinggi pada penderita anorexia nervosa. Oleh karena itu, perlunya langkah awal untuk merehabilitasi penderita anorexia nervosa dengan cara menumbuhkan self-acceptance bagi penderita di samping melakukan perawatan dengan professional sehingga diharapkan melalui ini dapat membantu proses pemulihan dan meminimalisir faktor-faktor risiko yang dirasakan oleh penderita anorexia nervosa dan mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak diinginkan.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun