Mohon tunggu...
MarisaNurIzzaAfkarina
MarisaNurIzzaAfkarina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

You get what you work for not what you wish for

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hakikat, Asas, Ciri, Isi, dan Orientasi Kurikulum

4 April 2020   03:25 Diperbarui: 4 April 2020   03:50 2049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Abstraksi : Proses  pendidikan merupakan suatu bentuk upaya yang dilakukan demi mengembangkan seluruh potensi masing-masing pada setiap individu agar memiliki kesempurnaan kehidupan di masa yang akan datang. Jika dilihat dari sudut pandang prespektif islam ialah bentuk manusia menjadi insan yang kamil dan mampu menciptakan suatu tatanan masyarakat yang ideal di masa mendatang. Dari istilah yang telah di sampaikan maka seluruh aspek pendidikan kendati haruslah didasari oleh ajaran yang bernafaskan islam.

Terlebih lagi pada saat melakukan kegiatan untuk mencapai sesuatu yang membutuhkan sebuah perencanaan maupun pengorganisasian yang harus memiliki sistem yang tertata rapih dan jelas sumbernya sehingga dapat menghantarkan pada sesuatu yang memang ingin dicapai. Dalam dunia pendidikan proses ini disebut kurikulum.

Kata Kunci : Kurikulum, Pendidikan, Hakikat, Orientasi.

Seperti yang kita ketahui, kata kurikulum tidaklah asing lagi terutama dalam dunia pendidikan, akan tetapi banyak orang yang beranggapan atau mengartikan bahwa kurikulum identik dengan mata pelajaran.

Kurikulum bukan hanya sekedar mata pelajaran atau mata kuliah saja. Namun kurikulum ialah suatu perencaan yang ingin dicapai dan terdapat dalam proses pembelajaran. Kurikulum juga memiliki arti sebagai segala usaha lembaga pendidikan yang terencana untuk mencapai tujuan yang disepakati.

Kurikulum yang dimaksud di sini ialah semua aspek yang telah direncanakan dalam pendidikan yang memilki tujuan mencapai tiga ranah. Oleh karena itu, jika membicarakan mengenai kurikulum tidak hanya berbicara tentang mata pelajaran semata, namun segala aspek yang terdapat di dalam lingkungan sekolah, terutama yang memiliki kaitan dengan mata pelajaran, sistem dan metode pembelajaran, hubungan interaktif antara pendidik dan peserta didik, pengawasan perkembangan mental peserta didik, sistem dalam proses pengevaluasian atau sistem evaluasi, dan lain sebagainya.

Sedangkan jika membahas tentang definisi dari hakikat kurikulum ialah suatu acuan model oleh pendidikan yang dibuat dalam rangka pembentukan citra sekolah dengan mewujudkan tujuan yang telah disepakati sebelumnya. 

Oleh sebab itu masing-masing lembaga mempunyai kurikulum yang berbeda. Ada beberapa perbedaan krikulum antara pendidikan umum dan juga pendidikan kejuruan. Jika kurikulumnya berbeda, maka cara mengimplementasian kurikulumnya juga berbeda.

Secara teoritis konsep kurikulum yang mengarah pada suatu bidang studi kurikulum memiliki peran sebagai rencana pengajaran. Apabila dikonseptualisasika maka rencana pengajaran memiliki kaitan yang erat baik secara langsung dengan penentuan kurikulum, cara mengembangkan kurikulum, desain kurikulum, dan yang terakhir cara pengimplementasiannya dan pengevaluasian kurikulum.

Sebagai perencanaan mengajar, kurikulum memiliki isi mengenai tujuan-tujuan yang diharapkan tercapai, bahan yang akan tersaji seperti, proses belajar mengajar, peralatan pengajaran, pengajaran dan juga jadwal waktu pengajaran.

Sebagai sistem, kurikulum adalah bagian dari keseluruhan program organisasi sekolah atau sistem sekolah. Hal ini menyangkut tentang penentuan semua kebijakan kurikulum, prosedur dalam pengembangan kurikulum, penerapan, evaluasi, dan penyempurnaannya, dan juga susunan personalia. Fungsi utama dari sistem kurikulum ialah pengembangan, penerapan, evaluasi, dan penyempurnaanya, baik sebagai dokumen tertulis ataupun aplikasinya dan penjagaan agar supaya kurikulum tetap dinamis.

Secara teoritis untuk penyusunan suatu kurikulum haruslah berdasarkan asas-asas yang telah ditentukan. Asas-asas tersebut antara lain, asas filosofis, asas sosiologis, asas organisatoris, dan asas.

Asas sosiologis, sebagai landasan fundamental, filsafat memiliki peran penting dalam proses pengembangan kurikulum. Filsafat adalah asas atau landasan utama dalam pengembangan kurikulum itu sendiri. 

Dan filsafat juga mengambil peran penting, khusunya dalam mengambil keputusan pada segala aspek kurikulum, di mana setiap putusan-putusan yang diambil harus berdasarkan pada landasan filosofisnya. Asas ini mengandung tiga dimensi yang mengacu pada kurikulum pendidikan islam. 

Tiga dimensi tersebut yakni, ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Dalam dimensi ontologi, kurikulum  lebih banyak mengarah pada pemberian kesempatan pada peserta didik untuk berinteraksi secara langsung dengan objek-onjek dan juga fisik-fisik. Untuk dimensi epistimologi adalah suatu perwujudan yang resmi atau katakanlah sah, hal ini berdasarkan metode kontruksi mengenai pengetahuan yang disebut dengan metode ilmiah. 

Dan untuk dimensi aksiologi mengarah pada pemembentukan kurikulum yang memberikan kepuasan pada setiap diri masing-masing peserta didik hal ini diusahakan agar peserta didik mempunyai nilai-nilai yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan atau katakanlah ideal, diharapkan dengan adanya hal ini dapat membuat peserta didik dapat hidup dengan baik dan juga terhindar dari nilai-nilai yang kurang memuaskan.

Berikutnya ialah asas sosiologis. Sekolah memiliki fungsi mempersiapkan peserta didiknya agar dapat aktif berperan dalam suatu masyarakat. Oleh karens itu, sebagai alat dan pedoman dalam proses pendidikan di sekolah, relevan sudah pasti menjadi syarat utama kurikulum yang dijadikan kebutuhan dan tuntutan di masyarakat. 

Dengan begitu dalam konteks ini selain berfungsi sebagai penerus kebudayaan dan nilai-nilai yang tertanam dalam masyarakat, sekolah juga memilki fungsi mempersiapkan peserta didiknya agar siap dalam hidup di kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum tidak hanya berisikan macam-macam nilai yang terkandung dalam masyarakat akan tetapi lebih dari itu, muatannya mencakup berbagai aspek yang dibutuhkan saat berada di masyarakat.

Selanjutnya adalah asas organisatoris. Asas ini membahas mengenai bagaimana cara pemberian dasar-dasar dalam bentuk sebagaimana bahan tersebut tersususn, dan bagaimana cara penentuan urutan mata pelajaran dan cakupan luasannya.

Dan yang terakhir adalah asas psikologis. Seperti yang diketahui bahwa kurikulum merupakan pedoman bagi para pengajar  dalam mendidik peserta didiknya sesuai dengan yang digadang-gadang dalam suatu tujuan pendidikan.Apabila ditelaah dari pandangan psikologis, peserta didik memiliki keunikan dan perbedaan, baik itu bakat, minat, ataupun potensi yang dimliki sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik tersebut. Oleh sebab itu kurikulum juga harus dapat memberikan perthatian lebih pada kondisi psikologis, perkembangan dan psikologis belajar semua anak atau peserta didik.

Dalam sebuah kurikulum di dalamnya pasti memiliki prinsp-prinsip yang dipeganng sebagai acuan baik dalam proses pembuatannya atau penyusunan kurikulum. Ramayulis (2006:161-162) berpendapat bahwa ada tiga belas prinsip-prinsip kurikulum pendidikan Islam.
Selain mempunyai prinsip, kurikulum juga mempunyai ciri. 

Pembahasan ini akan mengemukakan ciri-ciri dari kurikulum  pendidikan Islam yang dikutip dari sudut pandang  Omar Muh.Al-Toumy al-Syibany (1979:490:512) menyuarakan sebagai berikut.

Yang pertama dalam berbagai tujuan yang mengutamakan tujuan agama dan akhlak, tidak hanya berhenti di situ tetapi juga akan kandungannya, metode dan juga teknik maupun alat yang bercirikan Islam.

Yang kedua, kurikulum sebagai cerminan atau suatu pelambangan semangat, pemikiran dan ajaran kurikulum yang memiliki cakupan isi dan kandungannya luas.

Yang ketiga. penataan kurikulum yang fleksibel atau dengan kata lain menyeluruh dan juga seimbang pada setiap materinya yang akan diberikan kepada peseta didik.

Yang keempat keseimbangan yang dipunyai kurikulum yaitu isi dari kurikulum yang digunakan.

Dan yang terakhir penyusunan kurikulum itu didasari oleh kemampuan, kebutuhan, minat atau bakat, sebab pada setiap individu berbeda dalam menenrima mata pelajaran yang diberikan oleh pengajar, oleh sebab itu, penyusunan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan.

Dengan melihat kembali tentang prinsip, ciri kurikulum pendidikan Islam, Abdul Rahman Salih Abdullah berpendapat ada tiga kategori dalam pembagian kurikulum pendidikan Islam.

Terselenggaranya suatu pendidikan oleh sebuah lembaga pendidikan, harus memiliki visi dan orientasi yang jelas. Sehingga dapat mengimplikasikan orientasi dari kurikulum juga.

Terlepas dari yang sifatnya ukhrawi dan duniawi. Mengutip dari kurikulum pendidikan Islam, orientasi itu sendiri dibagi menjadi lima, yaitu orientasi yang melestarikan nilai-nilai, orientasi pada kebutuhan sosial atau istilah kerennya disebut social demand, orientasi ketenaga kerjaan, orientasi pserta didik, dan orientasi perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Basri, Hasan, 2009. Filsafat Pendidikan Islam.  Bandung : CV. Pusaka Setia
  2. Nasution S, 1991.  Pengembangan Kurikulum, Bandung : Citra Aditya Bakti
  3. Muhaimin dan Mujib Abdul, 1993. Pemikiran Pendidikan Islam : Kajian Filosofis dan Kerangkah Dasar Oprasionalnya.  Bandung : Trigenda Karya
  4. Nugiyantoro, Burhan, 1980. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta : BPFE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun