Sediaan cair dirancang untuk memberikan respons terapi maksimum pada pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet dan kapsul, seperti anak-anak dan orang lanjut usia. Sediaan cair juga dirancang untuk menghasilkan efek terapi yang lebih cepat karena zat aktif lebih cepat terabsopsi. Dalam sediaan cair, pemberian dosis dapat fleksibel karena hanya perlu menyesuaikan volume sediaan yang diberikan.
      Ada dua tipe sediaan cair, yaitu larutan dan sistem dispersi. Sediaan cair disebut larutan jika zat aktif dan komponen padat lainnya dapat larut di dalam pembawa membentuk sistem homogen. Sistem dispersi merupakan bentuk sediaan yang terdiri atas dua atau lebih fase,  dengan salah satu fase terdistribusi dalam fase lainnya. Jika sistem dispersi berupa zat padat yang terdistribusi dalam cairan, disebut suspensi. Jika sistem dispersi terdiri atas cairan yang terdistribusi dalam cairan lain yang tidak bercampur, disebut emulsi.
LARUTAN
      Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih bahan obat dalam pelarut (dengan pelarut yang sesuai) dan digunakan sebagai obat dalam ataupun obat luar.
Klasifikasi LarutanÂ
Berdasarkan cara penggunannya sediaan larutan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu sediaan larutan oral dan larutan topikal
      Menurut Farmakope edisi III, suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak laru, terdispersi dalam cairan pembawa. Idealnya, suspensi dapat terdispersi secara merata dan tidak terjadi agregasi. Jika terjadi pengendapan, partikel obat harus dapat disuspensikan kembali dengan sedikit pengocokan.
Bahan Pensuspensi
      Bahan pensuspensi (suspensing agent) adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk mendispersikan partikel tidak larut dalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga kecepatan sedimentasi diperlambat. Pemilihan suspending agent harus tepat, tunggal atau kombinasi dan pada konsentrasi yang tepat pula. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan suspending agent adalah bentuk sediaan (oral atau topikal), komposisi kimia, stabilitas pembawa dan inkompatibilitas dari suspending agent.
Ada 3 macam suspending agent :
Suspending agent alam
Contohnya : gom, hidrokoloid, mineral/tanah liat, pati (amilum), xanthan gum, bentonit, veegum.
Suspensing agent semisintesis
Contohnya : metilselulosa, hidroksietilselulosa, Na CMC
Suspending agent sintesis
Contohnya : Carbopol 934 atau carbomer
      Emulsi adalah suatu dispersi dengan fase terdispersinya terdiri dari bulatan-bulatan zat kecil cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur. Menurut Farmakope edisi IV emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lainnya dalm bentuk tetesan kecil.
Klasifikasi Emulsi
      Berdasarkan jenis fase pendispersi dan fase terdispersinya, emulsi dibedakan menjadi :
Emulsi air dalam minyak (A/M) atau Water in Oil (W/O)
Emulsi A/M terbentuk jika medium pendispersi/fase luar adalah minyak dan fase terdispersi/fase dalam adalah air.
Emulsi minyak dalam air (M/A) atau Oil in Water (O/W)
Emulsi dengan bagian minyak sebagai fase dalam/fase dispers yang didispersikan di dalam fase luar adalah air.
Komponen Emulsi
Emulsi terdiri dari 3 komponen utama :
Fase air
Fase air dalam emulsi merupakan bagian yang terdiri dari air, pelarut lain yang dapat bercampur dengan air atau bahan-bahan yang dapat dilarutkan di dalam air
Fase minyak
Fase minyak dalam sediaan emulsi dapat terdiri dari minyak lemak, minyak atsiri, lemak padat atau bahan-bahan padat lain yang larut dalam lemak
Emulgator
Emulgator (bahan pengemulsi) merupakan bahan yang digunakan agar fase air dan fase minyak dapat bercampur, karena dapat menurunkan tegangan antar muka antara minyak dan air.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H