Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Bayang-Bayang di Balik Jendela

5 Oktober 2024   19:49 Diperbarui: 5 Oktober 2024   19:49 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam itu, angin bertiup lembut di Kota Seribu Bintang. Riko, seorang pemuda berusia dua puluh lima tahun, duduk di tepi jendela kamar kosnya yang sempit. Ia menatap bulan purnama yang bersinar cerah, mengingat kembali masa-masa kecilnya yang penuh warna. Di luar, suara riuh kendaraan berlalu-lalang, tetapi dalam pikirannya, hanya ada satu suara---suara ibu.

"Ibu, aku rindu," bisiknya pelan. Tiga tahun sudah ia ditinggalkan oleh wanita yang mengajarinya tentang arti cinta dan perjuangan. Riko tidak pernah bisa melupakan senyum hangat ibunya, yang selalu mampu membuat segalanya terasa lebih baik.

Sejak kepergian ibunya, Riko merasa hidupnya hampa. Ia bekerja di sebuah toko buku kecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi hatinya tak pernah sepenuhnya ada di sana. Setiap malam, ia akan duduk di jendela, menatap bulan dan bintang, berharap dapat merasakan kehadiran ibunya di sampingnya.

Pagi harinya, Riko pergi ke toko buku seperti biasa. Namun, ada sesuatu yang berbeda. Di sudut toko, sebuah buku tua menarik perhatiannya. Sampulnya yang lusuh dan tulisan yang samar membuat Riko merasa penasaran. Ia mengambil buku itu dan membacanya. Judulnya, "Jejak Kenangan".

Buku itu bercerita tentang seorang pemuda yang melakukan perjalanan untuk menemukan arti kehidupan setelah kehilangan orang terkasih. Setiap halaman yang dibaca seolah menggambarkan kehidupannya sendiri. Ia merasa terhubung dengan tokoh utama dalam cerita itu, yang juga merindukan sosok ibunya.

Ketika ia sampai di halaman terakhir, ada catatan di bagian belakang buku yang membuatnya terkejut. "Jika kau ingin menemukan dirimu yang hilang, temukan kembali kenangan yang kau simpan. Kadang, jawabannya ada di tempat yang tak terduga." Riko tertegun. Pesan itu terasa seperti panggilan untuk memulai perjalanan baru.

Malam itu, Riko memutuskan untuk mengunjungi tempat-tempat yang pernah ia kunjungi bersama ibunya. Ia ingat betul taman kecil di pinggir kota tempat mereka biasa bermain. Taman itu selalu dipenuhi dengan suara tawa dan kicauan burung. Riko berharap bisa menemukan kembali sedikit kebahagiaan di sana.

Sesampainya di taman, ia melihat pohon besar yang dulunya sering ia panjat bersama ibunya. Dengan hati berdebar, ia mendekatinya dan menyentuh batang pohon yang kasar. Kenangan-kenangan indah kembali menghampirinya. Ia teringat saat ibunya mengajarinya untuk memanjat pohon dan merasakan angin di wajahnya.

"Riko, ingat, tak ada yang lebih menyenangkan selain merasakan kebebasan," suara ibu itu terngiang di telinganya. Air mata mengalir di pipinya, tetapi kali ini bukan karena kesedihan. Ia merasakan kekuatan baru mengalir dalam dirinya.

Setelah beberapa saat merenung, Riko memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Ia melangkah menuju pasar malam yang selalu ramai. Di sana, aroma makanan dan suara tawa anak-anak membangkitkan semangatnya. Ia teringat bagaimana ibunya selalu membelikannya jajanan favoritnya setiap kali mereka pergi ke pasar malam.

Di tengah keramaian, Riko melihat seorang penjual layang-layang tua. Layang-layang berwarna-warni itu mengingatkannya pada masa kecilnya, saat ia dan ibunya terbang layang-layang di tepi pantai. Tanpa ragu, ia mendekati penjual itu dan membeli satu layang-layang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun