Di sebuah desa kecil yang tenang, hiduplah seorang gadis bernama Nia. Nia dikenal sebagai sosok yang ceria, dengan mata yang selalu berbinar dan senyum yang tak pernah pudar. Setiap pagi, ia berjalan melewati ladang bunga yang berwarna-warni untuk pergi ke sekolah. Di sana, ia sering kali bertemu dengan seorang pemuda bernama Arif.
Arif adalah seorang pemuda yang pekerja keras, yang setiap hari membantu ayahnya di ladang. Meskipun tampak pendiam, ada sesuatu dalam tatapan Arif yang selalu membuat Nia merasa nyaman. Tanpa pernah mengungkapkan rasa hati mereka, keduanya sering berbagi senyum dan sapaan.
Suatu hari, di tengah musim panen, Nia dan Arif bertemu di sebuah jembatan kecil di tepi sungai. Nia sedang duduk di pinggir jembatan, menikmati angin sepoi-sepoi yang menyegarkan. Arif menghampiri dan duduk di sampingnya.
"Apakah kamu suka bunga?" tanya Arif, menunjuk ke ladang bunga yang terbentang luas di depan mereka.
"Ya, aku suka sekali. Setiap kali aku melihat bunga, aku merasa seolah-olah ada kisah indah yang tersembunyi di baliknya," jawab Nia.
Arif tersenyum. "Aku juga sering merasa seperti itu. Setiap kali aku bekerja di ladang, aku membayangkan bahwa bunga-bunga ini adalah cerita-cerita kecil yang saling bersentuhan."
Mereka berbicara tentang berbagai hal, mulai dari bunga hingga impian mereka. Waktu berlalu tanpa terasa, dan matahari mulai tenggelam di balik pegunungan.
Ketika hari-hari berlalu, Nia dan Arif semakin dekat. Mereka sering bertemu di tempat yang sama, berbagi cerita dan impian mereka. Keduanya mulai menyadari bahwa perasaan mereka telah tumbuh menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan.
Suatu malam, di bawah cahaya bulan yang lembut, Arif mengumpulkan keberanian dan akhirnya mengungkapkan isi hatinya. "Nia, aku telah lama menyimpan perasaan ini. Aku mencintaimu, dan aku ingin kau tahu betapa berharganya kamu bagiku."
Nia terkejut, namun di dalam hatinya, ia sudah merasakan hal yang sama. "Arif, aku juga mencintaimu. Aku merasa setiap hari bersamamu adalah cerita yang indah."
Keduanya saling berpegangan tangan dan melihat ke arah ladang bunga yang mereka cintai. Di sana, di bawah bintang-bintang yang bersinar, mereka menyadari bahwa cinta mereka telah menjadi sebuah cerita yang indah---sebutir cinta yang tumbuh dan berkembang, menciptakan kisah yang akan mereka hargai sepanjang hidup mereka.
Sumbawa, 16 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H