Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi semester akhir. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra yang memiliki nilai moral tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Horor

Horor: Penghuni Cermin dalam Bayangan Gelap

11 September 2024   22:32 Diperbarui: 11 September 2024   22:34 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Malam itu angin bertiup kencang. Jendela kamar kos Mila bergoyang dengan keras, membuat suara decitan yang mengganggu di telinga. Ia baru saja pindah ke tempat itu seminggu yang lalu. Harga kos yang murah dan lokasinya yang dekat dengan kampus membuatnya tidak terlalu memikirkan hal-hal kecil seperti suasana kamar yang suram atau pintu lemari yang selalu berbunyi meski tidak ada angin.

Kamar kosnya terletak di lantai tiga, paling ujung. Lorong menuju kamarnya gelap karena lampu di sudut lorong sudah lama mati dan belum diganti oleh pemilik kos. Hanya ada satu penghuni lain di lantai tersebut, seorang gadis pendiam yang selalu memakai hoodie besar, sehingga wajahnya hampir tak pernah terlihat dengan jelas. Mila merasa aneh dengan gadis itu, tapi mencoba tak terlalu memikirkannya.

Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya, Mila merasa gelisah. Ada yang aneh dengan kamar kosnya. Bukan hanya karena suasananya yang suram atau lorong yang selalu dingin meski cuaca di luar panas. Setiap malam, ia merasa seperti ada yang memperhatikannya. Kadang, ia terbangun di tengah malam dan melihat bayangan bergerak di sudut kamar, tapi ketika ia menyalakan lampu, tidak ada apa-apa. Bayangan itu hilang begitu saja.

Mila mencoba mengabaikan hal-hal aneh itu. Ia berpikir mungkin hanya sugesti, atau ia terlalu lelah karena aktivitas kampus yang padat. Namun, malam ini, kegelisahannya semakin kuat. Setiap kali ia memandang cermin besar di samping lemari, ia merasa cermin itu memantulkan sesuatu yang lebih dari sekadar bayangannya sendiri. Ada semacam bayangan samar di belakangnya, bayangan yang bergerak meski dirinya tidak.

Ia menatap cermin itu lebih lama, mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu hanyalah ilusi. Namun, bayangan itu tak juga hilang. Tubuhnya mulai merasakan dingin yang aneh, meskipun tidak ada angin yang masuk dari jendela. Tanpa sadar, bulu kuduknya berdiri, dan ia merasakan jantungnya berdegup semakin cepat.

"Mungkin aku harus tidur," gumamnya pada diri sendiri, berharap rasa lelah bisa mengusir perasaan takut yang mulai muncul.

Mila menarik selimut dan mencoba memejamkan mata. Suara gemerisik dari luar jendela semakin terdengar jelas, seakan-akan ada yang menggaruk kaca dengan kuku panjang. Tapi, ia berusaha menutup telinganya dan mengabaikannya. Ia berbalik menghadap tembok, memunggungi cermin besar yang terletak di dekat pintu.

Malam semakin larut. Mila mulai terlelap, namun tiba-tiba ia terbangun karena suara aneh. Suara berdecit yang tak terlalu keras, namun cukup membuatnya terjaga. Ia membuka mata perlahan, dan melihat pintu lemarinya sedikit terbuka. Padahal, ia yakin sebelumnya sudah menutup rapat lemari itu.

Ia duduk perlahan di tempat tidurnya, memandangi pintu lemari yang bergoyang perlahan, seolah ada seseorang yang berada di dalamnya dan sedang mendorong pintu sedikit demi sedikit. Nafas Mila mulai tercekat. Ia ingin mendekati lemari itu dan menutup pintunya kembali, tapi tubuhnya seakan menolak untuk bergerak.

Hingga suara berdecit itu berhenti. Pintu lemari diam, tapi kini Mila merasakan sesuatu yang lebih menakutkan. Dari sudut matanya, ia melihat sesuatu di cermin.

Di cermin itu, pantulan kamarnya tidak tampak seperti biasanya. Bayangannya sendiri terlihat sedikit kabur, tapi bukan itu yang membuat Mila ketakutan. Di belakang bayangan dirinya, terlihat sesosok makhluk berdiri di sudut kamar, dekat dengan pintu. Tubuhnya tinggi, kurus, dan gelap. Matanya memerah, bersinar samar di tengah kegelapan. Sosok itu tidak bergerak, hanya berdiri diam di sana, memperhatikan Mila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun