"Apa yang bisa saya bantu?" tanya Hadi dengan suara yang serak.
Fadil menjelaskan tujuannya dan menunjukkan surat yang ditemukan di rumah tua. Hadi membaca surat itu dengan perhatian, dan wajahnya tampak serius.
"Memang benar, ada perselisihan besar antara keluarga kami dan keluarga Rudi," kata Hadi setelah beberapa saat. "Kami berselisih tentang tanah dan warisan, dan itu menyebabkan banyak ketegangan di desa."
Hadi melanjutkan cerita, mengungkapkan bagaimana konflik itu mempengaruhi kehidupan semua orang di desa. Meskipun konflik itu akhirnya mereda, dampaknya masih terasa hingga saat ini. Hadi juga mengungkapkan penyesalan dan keinginan untuk menyelesaikan konflik tersebut sebelum semuanya terlambat.
Fadil mendengarkan dengan seksama, merasa bahwa dia akhirnya mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang terjadi di masa lalu. Dia merasa ada kebutuhan mendesak untuk mengatasi masalah yang tersisa dan menyelesaikan apa yang belum tuntas.
Fadil kembali ke desa dengan tekad untuk menyelesaikan masalah yang tersisa. Dia mengadakan pertemuan dengan orang-orang penting di desa, termasuk Hadi dan keluarga-keluarga lain yang terlibat dalam konflik tersebut. Dia berharap dapat mencari solusi dan mengakhiri perselisihan yang telah berlangsung lama.
Dalam pertemuan tersebut, Fadil berbicara dengan jujur tentang penemuannya dan bagaimana masalah masa lalu telah mempengaruhi keluarganya. Dia meminta maaf atas keterlambatan dalam menyelesaikan masalah dan berusaha untuk mencari solusi yang adil bagi semua pihak.
Keluarga-keluarga yang terlibat dalam konflik tersebut tampak mendengarkan dengan serius. Perlahan-lahan, mereka mulai berbicara satu sama lain dan mencari jalan tengah. Perdebatan panjang terjadi, tetapi akhirnya mereka sepakat untuk menyelesaikan masalah secara damai dan memperbaiki hubungan yang telah rusak.
Fadil merasa lega dan puas setelah pertemuan tersebut. Dia menyadari bahwa mengatasi masa lalu tidak hanya tentang menyelesaikan konflik, tetapi juga tentang memahami dan mengampuni. Dia merasa bahwa dia telah menyelesaikan bagian dari perjalanan hidupnya dan bisa melanjutkan hidup dengan lebih tenang.
Beberapa bulan kemudian, desa Ngampel kembali hidup dengan suasana yang lebih damai dan harmonis. Fadil melanjutkan kehidupannya di kota besar, tetapi dia sering kembali ke desa untuk mengunjungi keluarganya dan memastikan bahwa hubungan yang baru dibangun tetap terjaga.
Di satu sore yang tenang, Fadil berdiri di tepi pantai, menatap ke arah lautan yang luas. Hujan telah berhenti, dan matahari mulai terbenam di balik cakrawala. Dia merasa bahwa perjalanan hidupnya telah membawa banyak pelajaran dan bahwa dia akhirnya bisa meraih kedamaian yang dicari.