Suatu hari, saat mereka duduk berdua di tepi jendela rumah sakit, menyaksikan hujan yang turun dengan deras di luar, Aria menggenggam tangan Clara dengan erat. "Aku janji, aku akan sembuh. Kita masih punya banyak hal yang harus kita lakukan bersama. Aku nggak akan menyerah."
Clara mengangguk, menatap mata Aria dengan penuh keyakinan. "Aku percaya sama kamu. Dan aku akan selalu ada di sini, mendampingi kamu."
Dengan dukungan Clara, perlahan Aria mulai membaik. Hari demi hari, ia menunjukkan kemajuan yang signifikan. Clara adalah sumber kekuatannya, yang selalu menyemangati di setiap langkah.
Akhirnya, setelah berminggu-minggu, Aria diizinkan pulang. Mereka kembali ke kafe tempat mereka biasa bertemu, duduk di sudut favorit mereka, di mana segalanya pernah terasa begitu rumit. Namun kali ini, semuanya terasa lebih terang, lebih jelas.
"Terima kasih, Clara, karena nggak pernah ninggalin aku," kata Aria sambil menggenggam tangan Clara erat.
Clara tersenyum, menatap Aria dengan penuh kasih. "Kita sudah melewati banyak hal bersama. Ini hanya awal dari perjalanan kita. Aku nggak sabar melihat apa yang akan datang berikutnya."
Mereka saling menatap dalam diam, merasakan kedalaman cinta yang tak terucap. Hujan masih turun di luar, namun di dalam hati mereka, semuanya terasa hangat dan penuh harapan.Karena bagi mereka, cinta adalah tentang bertahan bersama, apa pun yang terjadi.
Sumbawa, 29 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H