Pria tua itu menatapku dengan mata yang penuh pengetahuan. "Kakekmu memiliki rahasia yang diwariskan kepadamu. Sesuatu yang akan segera kau mengerti."
Sebelum aku bisa mengajukan pertanyaan lebih lanjut, pria tua itu berdiri dan berjalan menjauh, menghilang di antara pepohonan taman yang rindang. Aku mencoba mengejarnya, tetapi ia menghilang begitu saja, seolah-olah ia hanyalah bayangan.
Aku kembali ke kantor dengan perasaan yang campur aduk. Apa yang baru saja terjadi? Siapa pria itu, dan mengapa ia tahu begitu banyak tentang keluargaku? Dan apa maksud dari pesan dalam surat itu?
Malam ini, aku duduk di meja makan, menatap surat-surat itu berulang kali, mencoba menemukan petunjuk lebih lanjut. Aku merasa seperti sedang berada di awal sebuah perjalanan yang akan mengubah segalanya. Pertemuan tak terduga ini telah mengguncang kehidupanku yang sebelumnya begitu monoton.
Aku tahu, mulai hari ini, tidak ada lagi yang akan sama. Ada sesuatu yang harus kuungkap, sesuatu yang lebih besar dari diriku sendiri. Dan mungkin, hanya mungkin, itulah alasan mengapa aku merasa hidupku selama ini seperti terhenti di satu titik. Karena ada rahasia yang menunggu untuk diungkap, takdir yang harus kutemukan.
Di akhir hari ini, meski semua masih terasa kabur, aku merasakan semacam semangat yang telah lama hilang. Esok adalah hari baru, dan aku siap menyambutnya dengan harapan bahwa dunia ini lebih luas dan penuh misteri daripada yang pernah kubayangkan.
Sumbawa, 24 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H