Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kisah Lucu si Tukang Becak

13 Juli 2024   15:54 Diperbarui: 13 Juli 2024   16:10 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di bawah terik matahari pagi, Pak Cipto, seorang tukang becak tua, mengayuh becaknya dengan penuh semangat. Wajahnya yang penuh keriput dihiasi senyum ceria, meskipun bajunya lusuh dan becaknya sudah berkarat.

Pagi itu, Pak Cipto mendapatkan penumpang pertama, seorang wanita muda yang cantik dan modis. Wanita itu ingin pergi ke pasar yang cukup jauh.

"Pak Cipto, tolong antar saya ke Pasar Baru ya," kata wanita itu dengan suara yang lembut.

"Baiklah, Nyonya," jawab Pak Cipto dengan ramah.

Pak Cipto mengayuh becaknya dengan sekuat tenaga, berusaha mengantarkan wanita itu ke pasar secepat mungkin. Di sepanjang perjalanan, Pak Cipto dan wanita itu terlibat dalam perbincangan yang hangat. Wanita itu menceritakan tentang pekerjaannya sebagai guru di sebuah sekolah dasar, dan Pak Cipto menceritakan tentang kehidupan sehari-harinya sebagai tukang becak.

Sesampainya di Pasar Baru, wanita itu turun dari becak dan hendak membayar ongkos.

"Berapa ongkosnya, Pak Cipto?" tanya wanita itu.

"Rp. 20.000, Nyonya," jawab Pak Cipto.

Wanita itu mengeluarkan uang Rp. 20.000 dari dompetnya dan memberikannya kepada Pak Cipto.

"Terima kasih, Pak Cipto," kata wanita itu.

"Sama-sama, Nyonya," jawab Pak Cipto.

Wanita itu kemudian berjalan ke arah pasar, sedangkan Pak Cipto melanjutkan perjalanannya untuk mencari penumpang lain.

Tiba-tiba, Pak Cipto melihat seorang anak kecil yang sedang menangis di pinggir jalan. Anak itu terlihat ketakutan dan kebingungan.

"Ada apa, Nak?" tanya Pak Cipto dengan penuh kasih sayang.

"Saya tersesat," jawab anak itu dengan terisak-isak.

"Jangan khawatir, Nak," kata Pak Cipto. "Ayo, naik becak saya, saya antar kamu pulang."

Anak itu pun naik ke becak Pak Cipto dan memberitahukan alamat rumahnya. Pak Cipto mengayuh becaknya dengan hati-hati, berusaha menenangkan anak itu yang masih ketakutan.

Sesampainya di rumah anak itu, Pak Cipto tidak meminta ongkos. Anak itu mengucapkan terima kasih kepada Pak Cipto dengan pelukan erat. Ibu anak itu yang melihat kejadian itu pun terharu dan memberikan uang Rp. 50.000 kepada Pak Cipto.

"Terima kasih banyak, Pak Cipto," kata ibu anak itu. "Bapak telah membantu anak saya dengan tulus."

"Sama-sama, Bu," jawab Pak Cipto dengan tersenyum. "Itu sudah kewajiban saya untuk membantu orang lain yang membutuhkan."

Pak Cipto pun melanjutkan perjalanannya dengan hati yang gembira. Ia merasa senang karena telah membantu orang lain dan mendapatkan imbalan yang tidak terduga.

Kisah lucu si tukang becak ini menunjukkan bahwa kebaikan hati dan ketulusan selalu dihargai. Pak Cipto, meskipun hanya seorang tukang becak yang sederhana, memiliki hati yang mulia dan selalu siap membantu orang lain. Ia adalah contoh yang patut kita teladani. 

Sumbawa, 13 Juli 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun