Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kapan Kau Kembali?

7 Juli 2024   15:15 Diperbarui: 7 Juli 2024   15:27 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit senja berwarna jingga keemasan, memancarkan cahaya hangat di ufuk barat. Angin sepoi-sepoi bertiup, membawa aroma tanah basah dan bunga-bunga liar. Di tengah sawah yang menguning, seorang anak kecil bernama Rian duduk termenung dengan wajah pucat dan air mata yang berlinang.

Rian tersesat. Ia tidak tahu jalan pulang ke rumahnya. Beberapa jam yang lalu, dia mengikuti kupu-kupu berwarna biru yang indah ke dalam hutan. Dia berlari dengan penuh semangat, tanpa memperhatikan jalan yang dia lalui.

Kini, hari mulai gelap dan Rian mulai merasa takut. Dia tidak tahu harus ke mana. Dia sudah mencoba mencari jalan keluar dari hutan, namun semua jalan tampak sama.

Rian mulai menangis. Dia teringat ayah dan ibunya di rumah. Dia membayangkan wajah cemas mereka saat mengetahui bahwa dia hilang. Dia ingin segera pulang dan memeluk mereka.

Tiba-tiba, Rian mendengar suara burung hantu. Dia menoleh ke arah suara itu dan melihat sebuah cahaya kecil di kejauhan. Dengan hati berdebar, Rian bangkit dan berjalan menuju cahaya itu.

Semakin dekat, Rian melihat bahwa cahaya itu berasal dari sebuah rumah kecil. Dia mengetuk pintu rumah itu dengan ragu-ragu.

Pintu terbuka dan muncullah seorang wanita tua yang ramah. Wanita itu melihat Rian yang ketakutan dan basah kuyup, dan segera mengajaknya masuk ke dalam rumah.

Wanita tua itu memberi Rian makanan dan minuman hangat. Dia juga menenangkan Rian dan memberitahunya bahwa dia tidak perlu takut. Dia akan membantu Rian menemukan jalan pulang.

Rian merasa lega dan bersyukur atas kebaikan wanita tua itu. Dia menceritakan kepada wanita tua itu tentang bagaimana dia tersesat di hutan.

Wanita tua itu mendengarkan cerita Rian dengan penuh perhatian. Setelah itu, dia berkata, "Besok pagi, aku akan mengantarmu ke desa tempat tinggalmu. Di sana, kamu bisa bertanya kepada penduduk desa tentang jalan pulang ke rumahmu."

Rian sangat senang. Dia mengucapkan terima kasih kepada wanita tua itu dan kemudian tertidur dengan lelap di atas tempat tidur yang nyaman.

Keesokan harinya, wanita tua itu mengantar Rian ke desa tempat tinggalnya. Di sana, Rian bertemu dengan seorang penduduk desa yang mengenalinya. Penduduk desa itu kemudian mengantar Rian pulang ke rumahnya.

Ayah dan ibu Rian sangat bahagia saat melihat Rian kembali dengan selamat. Mereka memeluk Rian dengan erat dan menanyakan apa yang terjadi padanya.

Rian menceritakan kepada ayah dan ibunya tentang bagaimana dia tersesat di hutan dan bagaimana wanita tua itu telah membantunya. Ayah dan ibu Rian sangat berterima kasih kepada wanita tua itu atas kebaikannya.

Sejak saat itu, Rian selalu berhati-hati saat bermain di luar rumah. Dia tidak pernah lagi pergi ke hutan sendirian. Dia juga selalu ingat pelajaran berharga yang dia dapatkan dari pengalamannya tersesat di hutan, yaitu selalu berhati-hati dan tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang indah.

Sumbawa, 7 Juli 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun